Rissa Indrasty

My Photo
Jakarta , Jakarta Selatan, Indonesia
seafairy | journalist | artist | musician | artworker | traveller

Menjadi Mahasiswa, Kejadian Bodoh Terjadi Lagi Bagian 1




26/05/2017

Semalaman aku kembali tidak bisa tidur, setelah sebelumnya aku seharian keluar dengan teman. Kemarin aku berencana beli tripot, mouse dan beberapa peralatan perempuan, akan tetapi, berkat sesuatu, aku kembali tidak jadi beli tripot. Padahal aku sudah benar- benar menabung uangku untuk membeli benda tersebu,  dan sudah lama aku berniat untuk membelinya, tapi tidak jadi lagi.

Akupun bangun pagi dengan mata yang amat teramat perih, karna kurang tidur. Tapi disisi lain, aku harus ke kampus untuk daftar sidang hapalan, sidang yang paling memberatkan mahasiswa dan yang membuat stres dari segala tingkat stres. Setelah sebelumnya dibust stres dengan sidang komprehensif, yaitu sidang  71 matakuliah yang telah dipelajari dari semester  1 sampai semester akhir. Ceritanya seperti Ujian Nasional tapi versi kuliah dan ujiannya bukan tertulis tapi lisan. Di kampusku, ada 4 sidang.  Rasanya penderitaan tanpa akhir. Penderitaan dimulai dari semester 1, dimana sudah banyak tugas dan ujiannya kerap kali lisan, dan penderitaan berat tersebut berlanjut hingga semester 6 , dimana tugas menumpuk parah. Jurnalistik sendiri jurusan yang bukan hanya membahas teori, tapi juga praktik dilapangan dimana jurnalis meliput dan mengumpulkan segala peristiwa – peristiwa , mengolahnya, dan mempublikasikannya ke khalayak. Banyak proses didalamnya, tidak semudah yang dilihat. Entah itu praktik liputan yang dilakukan tiba – tiba di malam hari, atau seharian hingga malam, dan ketika beres meliput data tersebut harus diolah dalam bentuk tulisan atau di edit jika data berupa video, kemudian mempublikasikannya, diperlukan biaya transportasi, konsumsi dan kuota juga. Ditambah lagi, dikejar deadline, karena takut beritanya akan basi jika tidak segera di publikasikan.

Hingga masuk pada semester 7, penderitaan lebih berat dimulai, yaitu JOBTRE (Job Training), dimana mahasiswa harus mencari tempat magang yang bersedia mereka untuk melakukan praktik – praktik kejurnalistikkan di perusahaan mereka. Luntang – lantung masukin lamaran kesana – sini, kaya lagi ngelamar pekerjaan , bersyukurlah jika keterima. Kalo tidak, ya coba lagi. Sudah di terima? Masuklah mahasiswa ke medan dunia yang sebenar – benarnya . Mahasiswa menjadi wartawan sesungguhnya, dunia yang keras. Dimana yang selama ini di perkuliahan yang sudah berat, didunia kerja lebih berat kuadrat. Lalu, setelah melaksanakan magang selama 1 bulan nilai dari perusahaan selama job training pun keluar. Mulailah membuat proposal laporan kegiatan selama melaksanakan job training. Kemudian, proposal tersebut diseminarkan dihadapan dosen untuk memperoleh nilai.

Kemudian semester 8, mulailah membuat proposal untuk pengajuan judul skripsi. Kemudian proposal tersebut di sidang didepan dosen penguji. Setelah itu, Surat Keputusan dosen pembimbing mahasiswa pun keluar, dan mahasiswa harus mengatakan “Hollyshit” jika mendapatkan dosen pembibing yang resek dan nyebelin atau mendapatkan dosen yang tidak sesuai kompetensinya. Kemudian, mulailah dibimbing, dan tiap beres bimbingan rasanya stres semakin meningkat. Skripsi  di coret2 ? sejujurnya aku belum pernah merasakannya. Tapi menurutku mending di coret-coret daripada punya pembimbing tapi setelah sekian lama belum juga di bimbing. Apalagi jika dosen pembimbing tidak memberikan pencerahan, sudah saja, skripsi seperti membunuh pelan – pelan. Padahal menikmati proses pembuatannya, tapi skripsi yang dibuat tersebut seperti tidak ada artinya dan diabaikan. *cukup lama untuk menceritakan ini, akan ku ceritakan lain kali* 

dilanjutkan dengan KKN, alias Kuliah Kerja Nyata.. ya, sebagai kampus Negri tentunya sudah kewajiban mengabdi kepada masyarakat. Dan disinilah saatnya , untuk menunjukkan mahasiswa akan membuat kehidupan masyarakat lebih baik lagi. dan itu dilaksanakan selama satu bulan, yang menurutku amat menyiksa.

Lalu, setelah bla bla bla, penderitaan berlanjut ke sidang komprehensif, yang telah kujelaskan sebelumnya, yaitu sidah seluruh mata kuliah. Kemudian di lanjutkan sidang hapalan. Ah God, i wanna crazy to thinking about sidang hapalan !

** BERSAMBUNG**

0 comments:

Post a Comment

jengggggggg