Rissa Indrasty

My Photo
Jakarta , Jakarta Selatan, Indonesia
seafairy | journalist | artist | musician | artworker | traveller

cerita singkat kisah yang finally karirku menjadi wartawan

sebentar lagi pergantian tahun 2018, happy new year ya teman-teman, beberapa jam lagi nih! semoga 2019  mendatang menjadi lebih menyenangkan dan tak terlupakan ya, AMIN.

Setelah cukup lama menyibukkan diri di dunia seni rupa, lukis, gambar, kini kehidupan jauh berbeda.

dahulu, aku hanya memikirkan jangan pernah satu kalipun mengulang mata kuliah sesulit apapun itu, beasiswa untuk beli ini itu, ikut kegiatan seni di luar kampus untuk menghilangkan stres, bertemu teman-teman baru dan perbanyak teman.

Hingga sampai aku memasuki semester 5, dimana aku mulai tau apa yang aku tau jadi apa aku beberapa tahun ke depan.

ketika orang bertanya, 'usai kuliah kau ingin kemana ?'

mungkin saat semester awal, itu pertanyaan yang cukup menyulitkan, karena pikiran dan hatiku masih bercabang, dimana aku sangat mencintai seni dan ingin menjalani hidupku sebagai seniman.

namun, semakin lama pikiran semakin berubah, faktor eksternal pula yang mengubahnya, aku semakin mengenal dunia jurnalistik.

Sejak itu, semester 5 menjelang semester 6, aku memantapkan diri untuk aku di masa depan akan bekerja di salah satu media di Jakarta.

Tapi aku selalu ogah jika diminta untuk menjadi jurnalis, aku hanya ingin menjadi tim creative di dunia televisi, membuat konten-konten menarik.

pikiran ku sampai pada aku ingin menjadi tim creative net tv dengan program d'sign atau tim creative trans tv dengan program yang berkaitan dengan interior rumah, super trap yang ngerjain ngerjain orang.

jika tak jadi di interior, aku ingin menjadi tim creative program kuliner, pokoknya terkait hal-hal yang aku suka.

kemudian, waktu pun terus saja berlalu, kehidupan ku dihabiskan oleh skripsii skripsi skripsi. 

singkat cerita, aku sudah menargetkan jika aku harus lulus di bulan agustus. Namun, perjalanan tak semudah itu, jelang skripsi ku sudah sampai pada kata 'Abstract' yang dalam arti aku sudah menyelsaikan skripsi ku BAB 1, BAB 3, dan BAB 4 , sisanya tinggal kesimpulan, kata pengantar, dan BAB 2 hanya tinggal di rapihkan.

Aku kan mendatangi dosenku, dimana ketika mengajukan tiba-tiba saja skripsi ku di suruh ganti judul alias ULANG SKRIPSI. Wat the hell ? kenapa ketika aku sudah menyelesaikan semuanya baru disuruh ulang dari awal.

Waktu itu judul skirpsi ku yaitu Analisis Wacana Kritis tentang Kekerasan terhadap Perempuan di Pemberitaan media online, duh aku lupa judulnya apa kira-kira begitulah. waktu itu aku pakai metodenya Sara Mills. 

aku inget banget itu, waktu disuruh ulang ada salah satu dosen yang aku kenal juga menyaksikan aku disuruh ulang. 

ketika aku pergi dari hadapan dosen pembimbingku dan aku duduk disalah satu sofa di ruang dosen, saat itu dosen yang kukenal menghampiri dosen pembimbingku dan aku curi dengar, dosen ang kukenal itu bertanya perihal skripsi ku bla bla bla.

3 hari berlalu, aku tak pernah lagi menghubungi dosen pembimbing ku itu. aku hanya berpikir dan merenung, sepertinya target ku kali ini untuk lulus agustus tak bisa terwujud.

Segala hal itu sia-sia, segala waktu tenaga bolak balik perpustakaan S2 Universitas Padjadjaran (UNPAD) sampai pulang magrib udah ga ada kendaraan yang anterin sampe depan kampus.

Sekedar informasi, buat dari perpus itu hingga ke depan kampus untuk pulang itu jauh banget dan sepiiiii banget. Sampai disediain kendaraan yang modelnya kaya mobil kebun binatang atau angkot karena jarak antar gedung yang jauh. Kendaraan tersebut hanya bertahan hingga pukul 4 atau 5 sore, ketika pulang diatas pukul 5, bersiaplah jalan kaki sampai pegal,

kemudian aku kembali mengunjungi perpustakaan kampus, untuk menulis list judul-judul yang aku akan ajukan ke dosen tersebut. Namun, setelah sekitar 9 judul aku tulis di secarik kertas, tiba-tiba datang telepon dari temanku, katanya aku dipanggil oleh dosenku itu.

Ketika aku menghadapnya, katanya skripsi ku diganti saja judulnya menjadi deskripsi, namun untuk segi isi tak perlu diubah, paling ada penambahan pertanyaan saja dan ganti metode. Hah? aku harus sedih atau harus senang ini, disisi lain aku ga perlu ulang disisi lain banyak yang harus dirombak dan juga untuk apa aku capai capai bikin judul baru ?

sekedar informasi, tulisan diatas benar-benar tidak bernyawa ya, karena raasanya aku sudah muak mengulang ceritanya dan sekarang aku dalam keadaan kebelet untuk pipissss.

Singkat cerita aku lulus dibulan agustus dan aku wisuda diakhil tahun.

Welcome kehidupan pengangguran.....

aku pun memulai kehidupan pengangguran dengan meng-apply pekerjaan secara online, mengikuti lomba-lomba, menjadi penulis freelancer, dan lainnnya.

kemudian, hingga aku mendapatkan panggilan bekerja sebagai reporter di perogram SILET RCTI.

dalam kurun waktu 3 hari aku langsung diterima bekerja, setelah melalui proses psikotest, wawancara hrd dan wawancara produser, disisi lain aku masih belum pindah ke Jakarta, semua barang-barang masih di Bandung. dan hari ke 5 aku harus sudah mulai bekerja.

kehidupan pekerjaan pun dimulai, entah mengapa at the end of my dream, aku malah terjebak menjadi reporter, hal yang paling tidak aku inginkan.

Namun, ketika aku menjadi reporter, walau terasa lelah, panas-panasan, capai, ternyata seru juga. apalagi tak perlu membuat naskah berita.

Tapi kerjanya gila-gilaan, dimana jika di program silet, wawancara tidak boleh ramai-ramai alias harus eksklusifan, harus naik cube, harus bisa dapat wawacara berdua antara si artis dan reporter.

Mendatangi lokasi syuting, menunggu artis hingga pukul 2 pagi dan ke kantor jam 10 pagi. Hal yang paling mengecewakan adalah tak ada arahan sama sekali, harus memikirkan artis mana yang harus diliput, ketika diajuin selalu dikatakan 'itu bukan artis RCTI' ah, apalah aku tak mengerti. tak ada penjelasan dan arahan yang jelas. Lalu aku harus tahu dimana artis berada dan nomor teleponnya, Lah ? apaan sih, boro-boro deh, nomor artis dari mane? gue masih anak baru cuy.

lalu ada pula satu dan banyak hal yang terjadi, aku masih numpang tinggal di rumah saudara ku. sudah tak mengerti lagi ketika sedang bekerja disuruh pulang karena doi tidak bisa menungguku sampe pagi karena doi juga kerja. bla bla bla, banyak hal yang terjadi yang merepotkan pikiranku.

Aku pun mulai lelah, aku tak bisa menjalani kehidupan yang tak ingin aku jalani. Hingga aku waktu itu curhat ke HRD, bang Andreas, sepertinya aku tidak bisa melanjutkan pekerjaan ini dan dia sempat melarangku, katanya aku blusukan, sudah pas jadi reporter saja. Tapi saat itu kondisi emosionalku di berbagai aspek sedng tidak baik, apalagi semakin memuncak ketika ada perjanjian kerja yang tak sesuai, dimana aku tak diberikan jatah libur dalam seminggu.

Ah, Sudahlah, kayanya alam semesta tak mengizinkan aku untuk melanjutkan karir disini. Baiklah aku pun memutuskan cabut saat itu.

Aku pun kembali menjadi pengangguran. Disela-sela pencarian kerja, aku juga menghabiskan waktuku untuk membuat liputan dalam bentuk tayangan video, seperti liputan lifestyle, seperti destinasi wisata, pementasan teater, acara-acara seni.

Sangat frustasi karena aku sudah cukup lama menganggur dan kehidupan tak sesuai target itu rasanya ingin gila rasanya.

Berulang kali aku bolak balik interview di beberapa media besar namun tak satupun yang keterima.

pernah pula waktu itu aku mengikuti tes di trans 7, lulus psikotest, kemudian ketika sampai pada HRD, aku gagal lantaran di trans 7 ada peraturan kakak adik tidak boleh sekantor,

Hingga suatu hari,aku dipanggil untuk interview di perusahaan besar, disalah satu anak perusahaan Kompas Gramedia Group.

Aku pun mengikuti tes psikotest yang benar-benar menguras otak dari pukul 8 pagi hingga pukul 1 siang, aku rasa tes tersusah dari semua tes psikotest yang paling susah adalah di kompas. Tapi aku hanya pasrah dan fokus mengerjakan, tak terlalu banyak pikiran harus keterima atau bagaimana.

Kemudian entah mengapa aku sangat lancar dari mulai pergi tes hingga pulang, hingga aku dinyatakan lolos dan harus tes interview, dengan pertanyaan seperti biasa dan sedikit pakai bahasa inggris. semua yang ditulis di CV harus bisa dibuktikan, untunglah selama aku nganggur aku banyak memproduksi karya dari tayangan video hingga tulisan. di hari yang sama aku juga langsung wawancara dengan para bos.

Sejak saat itu aku memutuskan untuk berhenti meng-apply pekerjaan ke perusahaan lainnya, aku hanya berharap di kompas, aku tak mau yang lain. Sampai aku bilang kepada ibuku "pokoknya rissa mau di kompas, gamau yang lain. doain ya !" kemudai mama ku menjawab "iya, tapi terus coba ajukan lamaran ke perusahaan lain. tidak bisa dipaksaakan harus kerja disitu. Jaman sekarang susah dapat pekerjaan kalau tidak ada orang dalam" lalu aku yang terkenal keras kepala ini tetap kekeuh, "nggak ah, mau di kompas aja udah. ga akan ke yang lain.. pokoknya harus keterima, doain aja"

sampai pada berapa bulan ya, sekitar 1 bulan belum juga ada informasi jika aku diterima. Hah, sampai aku lupa jika aku masih menanti untuk bekerja di Kompas.

Usai lebaran di pagi hari, aku menerima telepon dan trnyata aku diterima. kan kan kan...

FINALLY....

padahal sehari sebelumnya, aku juga ditelepon perusahaan lain untuk bekerja menjadi sosial media konten dan kalau tidak salah itu bekerjanya harus bolak-balik Jakarta Bali.

Tapi karena Kompas adalah hal yang kuinginkan sejak dulu, susah rasanya untuk berpindah ke lain hati.

Akhirnya aku pun menjadi wartawan media online, tak pernah ke kantor, tetapi tiap hari harus pergi ke tempat-tempat berbeda, sendirian, naik kendaraan umum atau ojek online. Beda dengan tv, yang tetap harus mengunjungi kantor dan kemana-mana naik mobil.

Selain itu, harus pula menulis 10 artikel dalam sehari, diamana harus video dan juga live report video, foto juga,  dimana aku harus belajar juga cara penulisan berita online. Padahal dulu aku mengutuk jika aku tak pernah jadi ingin bekerja di media online.

kenyataannya kini, aku menjadi WARTAWAN dan di MEDIA ONLINE pula.

ternyata, jaug berbeda rasanya, bekerja di media online adalah passion ku selama ini. Malah aku tak ingin lagi menjadi wartawan televisi yang kebanyakan hasil kerjaannya yang mewawancara hingga 15-20 menit tapi hanya tayang 2 menit di tv, selebihnya hanya jadi sampah.

lain dengan media online, kita bebas menulis apa saja artikel yang ingin kita buat, namun ya harus cepat pula menulisnya karena persaingan dengan wartawan media lain dilapangan. Intinya, harus bisa pula teliti melihat berita yang secepatnya harus tayang atau berita yang tidak basi walau tidak harus secepatnya ditulis.

Jika ditanya waktu tidur, hanya sedikit waktu tidur nyaman yang bisa dirasakan wartawan. Kebanyakan waktu hanya dihabiskan untuk bekerja. Jadi kalo kata orang 'wah enak ya jadi wartawan,' eh sepele ya, cobain aja ya sendiri jadi wartawan kaya apa. tapi berhubung para wartawan mencintai pekerjaannya, maka begitulah jadinya, wartawan setia menjadi seorang wartawan.

Mungkin sekian dulu ya, sebenarnya terlalu banyak yang harus diceritakan. tetapi terlalu banyak dan aku pun sudah agak lupa . HEHE

Banyak penjelasan yang belum diceritakan disini, dan akan aku sampaikan pada tulisan-tulisan ku berikutnya.


thank, sudah berkunjung. sering sering ya, jangan lupa komentarnya.








menikmati perasaan

tak pernah terduga dalam kisah kita hari ini terjadi juga,

aku dan kamu, kita, telibat dalam interaksi sebuah pesan

2 desember 2018 malam pukul 22.00 WIB, dan 3 desember 2018 menjadi hal mengejutkan.

selama ini aku selalu bertanya-tanya bagaimana kamu, bagaimana kamu, perasaan itu menyeruak

tapi kini, perlahan pertanyaan itu sedikit terjawab.

meski aku tau kita tak mungkin lebih dari itu, maksutku kita tak mungkin jadi satu.

aku tau kamu yang paling rasional, 

kisah ku dan dirimu seperti tak bisa lebih dari sebuah kisah fiksi.

aku tak tau kamu menganggap aku hanya bercanda atau pun kamu tau aku serius tapi berusaha menghentikanku untuk lebih jauh lagi.

terimakasih karena telah memikirkan hal ini meski kamu tak sengaja,

tapi perasaan tak akan berhenti semudah itu.

mengenal mu, wah, banyak sekali hal yang berbeda dari kita.

suatu hal yang diapresiasikan jika kita memiliki kesamaan.

tapi entah mengapa dirimu semakin menarik saja,

kamu sangat, sangat , sangat menarik meski kamu bilang tidak sekalipun,

aku selalu ingin kita bertemu, bercengkrama sambil bercanda.

aku tak meminta balasan apapun akan perasaanku, 

aku hanya menikmati apa yang aku rasakan, yang itu menjadi urusanku

kamu tak perlu memikirkan apa yang aku rasakan.

meski aku tampak seperti wanita gila tak menyenangkan sangat mengganggu hari-harimu.

tapi jika kamu yang selalu aku lihat, kurasa itu bukan kesalahan,

aku tak akan mengatakan kamu memberikan harapan palsu apapun itu, 

karena begitulah aku selalu menikmati perasaan sendirian.

hal terpenting adalah aku selalu berada disetiap langkahmu.


Film love simon

By : Rissa Indrasty

Beberapa orang mungkin menyukai film bergenre "ini",  sehingga tidak sedikit produser yang membuat film "ini".  Film "ini" juga cukup menjual dipasaran,  salah satunya bisa dibuktikan dengan suksesnya  film love simon.

Film "ini",  love simon,  merupakan film bergenre romance.  Apa yang membuat "ini" spesial? Karena romance "ini" adalah romance sesama jenis antara laki-laki.

Film love simon sendiri sukses menembus rating yang tinggi dijajaran film populer. Sebagian orang mungkin merasa geli hanya dengan mendengar bahwa ini adalah film cinta sesama jenis. Lantas?  Mengapa ratingnya tinggi?  Apakah sekarang dunia dominan oleh orang-orang yang mencintai sesama jenis?

Sebuah rating film memang bukan bukti akurat dari kenyataan sosial. Film love simon sendiri bukan kisah cinta yang muluk tentang cinta,  meski judulnya adalah "love".  Film ini cukup pintar mengambil sudut pandang lain dari kisah percintaan sesama jenis,  membuat penonton yang anti film sesama jenis dapat bertahan menonton film ini.

Love simon mengambil sudut pandang dari bagaimana seorang lelaki bernama simon yang memiliki kehidupan yang amat sangat normal, dengan keluarga yang penuh cinta,  sahabat yang menyayanginya,  tiada sedikit cacat yang tampak pada laki-laki ini.  Tapi,  satu hal yang Ia sembunyikan pada dunia,  yaitu Ia homo.

Tampak luar simon selalu menampilkan wajah dan senyuman bahwa dia baik-baik saja.  Tapi setiap hari sebenarnya pikiran dan bathinnya terusik karna menyimpan rahasia yang amat besar, bahwa Ia lelaki homo.  Rasanya Ia tidak bisa menghadapi dunia yang akan memusuhinya jika orang-orang mengetahui rahasia terbesarnya.

Love simon lebih condong mengisahkan bagaimana tertekannya Simon menyimpan rahasia besarnya sejak kecil,  bagaimana simon menghadapi tekanan sosial,  ketakutan orang-orang tidak bisa menerimanya yang mencintai sesama jenis.

Kisah cinta simon sendiri membuat orang-orang penasaran hingga akhir film,  karena orang yang disukai simon adalah lelaki yang Ia temui dari dunia maya.  Selama ini simon bertukar pesan dan kisah hidup dengan lelaki yang dicintainya itu melalui email,  tanpa ia mereka mengatahui wajah satu sama lain.  Hal yang mereka ketahui adalah mereka sama-sama satu sekolah.

Kisah cinta simon dan lelaki dunia maya itu sendiri timbul dari rasa nyaman dimana mereka akhirnya saling mengungkapkan kepada seseorang bahwa mereka adalah)  homo. Selama inj mereka hanya memendam.  Kemudian percakapan mereka semakin terasa nyaman karena mereka sama-sama saling mengisi dan menyemangati satu sama lain.

simon sendiri selalu berusaha mengungkapkan lelaki dunia maya yang saty sekolah dengannya ini.  Hingga fia akhir film,  akhirnya terungkap bahwa lelaki itu adalah...

-hanya di love simon-

another portofolio wowfashionlicious and Rissa Indrasty News

another portofolio please check out link on below,

>> wowfashionlicious.blogspot.com

>> rissaindrasty16.blogspot.com

Pengalaman dengan Orang Gila lagi ? For the God Sake!

Oleh : Rissa Indrasty


Entah mengapa gue banyak banget pengalaman bersama orang gila, terutama di Bandung. Gue udah pernah cerita ya, di tulisan gue yang dulu dulu, gue pernah ketemu orang gila di angkot (silahkan cari artikel nya di rissa diary's).

Gue tuh sampe mikir, apakah di bandung ada sindikat gelap khusus pembuangan orang gila di bandung ?
Gue pun sampe serius menanggapi hal ini, dan dengan serius pula gue bertanya ke temen gue.

“Eh, aku curiga deh, kayanya para orang gila di sebarin di bandung deh! Soalnya aku banyak banget loh ketemu orang gila, kemana pun aku pergi aku pasti ketemu orang gila. Trus, kalau aku baca twitter, itu banyak banget laporan ke pak ridwan kamil soal di temukannya orang gila di jalan apa gitu, minta di tangani”

Dan temanku pun merespon,

“Iya, aku dengar-dengar juga katanya emang iya. Ada yang bilang orang gila di terlantarin, salah satunya di bandung ”

Lalu pada suatu hari,
Saat itu, gue sedang menunggu seorang manusia yang leletnya kurang ajar banget, kita janjian di depan salah satu kampus swasta di bandung, tepatnya di jalan suci. Tapi ini orang yang janjian belum datang juga. Gue pun memilih duduk disebuah bangku di bawah pohon.

Tidak lama kemudian, gue melihat sosok laki-laki yang tak jauh dariku, dia berjongkok dan menggosok-gosok punggung kakinya. gue perhatikan, pakaian nya kucel alias kotor, compang camping, tingkah lakunya pun aneh, dan otak ku pun mulai loading,

HOLLY SHIIT ! i thought i knew that !

Gue langsung bolak balik menelepon temen yang  sialan ini untuk buru-buru cepat datang. Sialan, lama banget.

Tak lama kemudian, laki-laki dengan baju compang-camping yang menggosok kaki nya tadi melihat ke arah gue!
gue langsung pura-pura tidak melihatnya dan melihat ke arah lain, tapi laki-laki lusuh ini tetap saja melihat ka arah gue. Lalu, gue pun langsung memasukkan hape gue kedalam tas, gue takutnya dia mengincar hape gue alias maling.

Kemudian laki-laki lusuh yang memakai baju compang-camping itu mendekat ke arah gue, sumpah gue langsung panik tapi kalau lari takut di kejar dan di pukuli atau apalah yang jahat jahat terjadi. Pokoknya di situ kaki dan tangan gue gemeteran saking takutnya. Lalu selanjutnya....

Laki-laki lusuh : “Nih....” *ngasih pensil ke gue

Gue : *ambil itu pensil, dalam hati : What the heLL ! fix ini orang gila!  anybody help me !

Kemudian laki-laki lusuh, eh, orang gila itu pun duduk di seberangku.

Orang gila : “Nunggu siapa ?”

Gue : “Nunggu teman.” *dalam hati: Neraka macam apa iniii ????

Orang gila : “udah punya pacar belum ?”

Gue : “Udah ! aku uda punya pacar !” *HAAAAh????? anjir gue langsung panik banget sama pertanyaan itu ! reflex gue langsung ngaku-ngaku ga jomblo lagi.

Tiba-tiba tidak jauh dari kami duduk, ada anak kecil nongol, memperhatikan aku dan orang gila, tapi yang paling brengseknya, si anak kecil langsung berteriak “ORANG GILA ! ORANG GILAAA!!”, sambil lari. “WHAT THE FUCK !!!! BOCAH SIALAN! PENGEN GUE TERJANG, NJING!  NANTI ORANG GILANYA PITAM, GUE YANG DI BUNUH NJING!”

Orang gila : “Jadi pacar mang cucuy aja yu..”

Gue : “ENGGA! Aku udah punya pacar !”  *GOD, COBAAN MACAM APA INI ????!!!

Orang gila : “Ikut mang cucuy yuk, naik bus itu ”

Gue : “HAH? Engga ! Aku udah punya pacar. Aku lagi nunggu pacar aku !” *What the fuck? Apa lagi ini ? gue mau di culik ceritanya sekarang ?

Oke , ketakutan gue ga tertahankan lagi. Kaki , tangan, gemeteran, keringat udah bercucuran deras, gue harus kabur- gue harus kabur ! Gue pun langsung keluarin hape dan pura-pura angkat telepon sambil jalan ngebut kabur dari orang gila itu, beberapa menit kemudian gue lihat kebelakang, untung itu orang gila ga ngikutin.

Selanjutnya, sumpah, mood gue langsung ancur banget bete banget rasanya. Pokoknya itu salah satu kejadian terseram dalam hidup gue, gue berasa kaya ketakutan menghadapi orang yang jahat dan berasa nyawa gue terancam. Terserah mau bilang lebay atau apa, pokoknya disaat seperti itu, semua pikiran yang paling buruk muncul di pikiran gue.



_the end_

Ataukah, karena sebuah flashdisk ?

Oleh : Rissa Indrasty


Spanduk di jalanan bertuliskan donor darah
Aku teringat akan teman akrab yang kerap mendonorkan darahnya
Pernah suatu kali dia mendapatkan flashdisk dari menyumbangkan darahnya
Darah tersebut digunakan untuk menyelamatkan nyawa orang-orang
Bukan berarti aku mengatakan nyawa orang-orang seharga flashdisk
Tapi, orang yang menerima darah tersebut tidak akan bisa membayar jasa pendonor dengan apapun, atas jantungnya yang masih berdetak hingga saat ini,
Dan orang yang kerap memberikan darahnya dengan sepenuh hati adalah orang yang dalam hidupnya perduli dengan orang lain

Ataukah,

hanya orang-orang yang mengharapkan sebuah flashdisk dibalik donor darah ?

Latihan ini

Oleh : Rissa Indrasty


Lagupun tidak dapat mengusir kepenatanku didalam angkutan umum ini
Isi kepalaku seperti dikerubungi ribuan semut,
Kurang tidur tadi malam
Dan tenaga yang di forsir untuk latihan
Membuat kehancuran disetiap sendi tubuhku
Demi hari ini
Dimana aku harus tampil didepan semua orang
Kemacetan ini membuat rasanya aku ingin gila dan berteriak
Hai aku telat, aku tidak ingin di blacklist
aku sudah lelah seminggu ini berlatih

Hey you ! Hurry move !

Have You Ever ?

By : Rissa Indrasty

Have you ever ?
You nauseated about everything ?
Even the song that you heared sounds disgusting
Like will destroy your ears when you hear them
Feel headache
But you can’t do anything
Excpt lay and silent

In your bed

Orang Asing Sepanjang Jalan

Oleh : Rissa Indrasty W

Menatap keluar jendela didalam sebuah bus
Yang membawaku nyaris ke tempat tujuan

Kantuk merayapiku
Aku melihat sekeliling
Berbagai macam orang kulihat
Kuperhatikan wajahnya satu persatu
Menebak-nebak apa yang mereka fikirkan
Menebak apa yang mereka lakukan
Bagaimana kehidupan mereka
Itu kebiasaan yang kerap kulakukan sejak kecil
Sewaktu dibangku belakang mobil
Melihat keluar jendela disampingku
Melihat orang-orang dijalanan
Memikirkan setiap apa yang mereka lakukan
Aku yang masih gadis kecil menatap sambil berdoa
Semoga mereka baik-baik saja

Hingga sekarang aku beranjak dewasa
Aku masih melakukan hal itu
Mendoakan orang yang tidak dikenal
Hanya sekilas melihat raut wajah mereka
Meskipun kesulitan terbaca diwajah mereka
Tapi itu hanya tebakan ku saja

Hari ini aku melihat
Kakek tua yang duduk di bangku depan
Tampak wajah pasrah si kakek, hanya diam
Sepanjang perjalanan, melihat kearah depan, dan aku percaya pikiran kakek berbisik dan berdialog pada dirinya sendiri
Rasanya cukup sedih meliat orangtua pergi sendirian

Seketika aku merindukan orangtuaku
Rasanya tidak ingin mereka menua.