Rissa Indrasty

My Photo
Jakarta , Jakarta Selatan, Indonesia
seafairy | journalist | artist | musician | artworker | traveller

Menjadi Mahasiswa, Kejadian Bodoh Terjadi Lagi Bagian 2



Hari ini aku pun memaksakan diriku yang bermata perih ini untuk mandi karena mau kekampus untuk mendaftar sidang hapalan. Aku agak telat karena beberapa kondisi. Hari ini adalah hari jumat, dimana Tata Usaha (TU) tutup lebih awal. Dari mulai OTW hingga sampai kampus, bolak – balik chat dari teman – temanku muncul dilayar hape, mereka menyuruhku buru – buru ke kampus karena TU akan tutup.  Aku pun jalan sampe ngos-ngosan karena fakultasku terletak diatas, jalan mendaki – daki harus dilewati, panas terik yang amat jahat pagi itu, sambil jalan aku sambil membayangkan jika saja aku bisa nebeng motor yang bersilewaran itu untuk sampai di fakultas ! Aku harus dan wajib daftar, karena syarat untuk mengikuti ujian sidang skripsi, harus mengikuti sidang komprehensif dan sidang hafalan terlebih dahulu. HOLLY SHIIIIIITTT , kenapa sih ada syaarat itu ????

Kemudian aku pun sampai di fakultas dan mulai mendaftar sidang dengan teman-temanku yang setia menungguku. Kemudian, setelah itu..

Aku : “UDAH?? Trus gini aja nih?”

Teman-teman dan aku : *saling bertatapan sambil senyum – senyum. Menganggap seperti ini kebodohan, datang ke kampus Cuma daftar 5 menit, udah pulang.

Aku : “Eh masa langsung pulang sih, ngapain dulu kek, duduk – duduk dulu”

rosi : “Aku mau pulang deh, lagian dosen pembimbing aku ga ada”

santi : *diem aja, tapi terpengaruh rosi

riza : “Aku mau disini aja deh, aku mau ketemu temen aku”

Aku : *Bingung

Yaudah ujung-ujung nya aku dan 2 teman lainnya pulang, yang satu setia di kampus.

Sekitar pukul 14.00 WIB. Tiba – tiba ada pesan masuk di chat group :
From sopa :
“bisi ada yang mau ngurusin SK, hari ini aja. Soalnya dapet info kalo fakultas tutup sampai tanggal 5”

Gue langsung hubungin santi, temen gue yang belum SK. Gue bolak balik chat tapi ga di buka, akhirnya gue telepon. Dia pun otw menuju kampus.  Padahal santi tadi sudah kekampus, tapi harus kekampus lagi karena info SK ini. By the way, rumah santi jauh cuy, naik ke bukit sono di gunung.

Dan ketika setengah jam kemudian, sopa kembali mengirim pesan di group chat yang isinya :
 “Ih infonya ternyata salah, ga libur ketang. Liburnya hari sabtu minggu sama tanggal merah doang”

WHAT THE FUCK ! WKwkwkwkwkwkwkwkwkkwwk
Aku pun langsung ngakak ngebayangin santi yang sudah otw menuju kampus buru – buru karena info ini. Aku melakukan kegiatan sambil sekali – kali ketawa – tawa sendiri, aku benar –benar tidak bisa konsentrasi karena kebodohan info ini.  Teman-teman yang belum ambil SK pasti sudah panik bukan kepalang, terlebih yang rumahnya jauh dari kampus, karena saat itu takut tidak keburu ambil SK.

Aku pun menghubungi santi untuk menginfokan info kampret yang salah ini. Lalu, aku berencana bertemu santi di masjid dekat kampus karena ada berkas yang ingin aku pinjem darinya sekaligus membicarakan perihal info ini. *naon sih , naha aing teh formal wae nulisnya dari awal*

Saat sudah bertemu santi :
Aku : “San, salah info wkwkwkwkwk. Parah banget lah”

Santi : “Iya, gapapalah, aku sekalian ngurusin..”

Aku : “Kamu dapat pembimbingnya siapa ?”

Santi : “Pak .....”

Aku : “Dia?? Gila! Dia ribet tau san !!! wkwkwk, san ada apa dengan hari ini sih ? nyebelin”

Santi : “iya hahaha. Itu ribet katanya. Galak. Tadi aku ngobrol dulu sama anak – anak di fakultas”

Aku : “Eh san, btw, tadi aku ngakak loh pas si sofa kasih tau kalau dia salah info”

Santi : “Iyaaa !! dan itu tau gak infonya tau dari mana ? Jadi si sopa tau dari wika, trus wika tau dari riza, lalu riza tau dari rosi dan rosi tau nya dari AKU, HAHHAHAHAHAHAHAHAHAHA”

Aku : “HAH ? WKWKKWKWKWKWKWKWKWKWKKWKWK, SUMPAH GOBLOK BANGET !” *

Santi : “Iya, dan aku tau dari umi, umi tau dari anak kelas lain yang mana itu sebenarnya Cuma rumor. Trus aku yang tau info itu malah aku ga nyadar dan buru-buru balik lagi ke kampus, HAHAHAHAHHHA”

Aku : “HAHAHAHAHHAHAHAHAH, Anjir ! goblok banget kamu san. Udah mah kamu buru – buru , tadi udah kekampus dan pulang, trus jadi balik lagi ke kampus gara – gara info yang sebenarnya dari kamu juga. Lagian itu rumor kenapa tiba – tiba menyebarluas gitu sih ?”

Santi : “Ia, tadi kan di fakultas yang datang pertama si rosi dan riza, trus mereka kayanya ngobrol – ngobrol gitu trus rosi kasiih tau riza, trus riza kasih tau wikam wika kasih tau sofa”

Aku : “Ih sumpah ya, masa info percenahan (hanya rumor) kaya begitu pakai di ceritain ke orang – orang dan disebarluaskan sih, ahhahahahaha. Sumpah parah, aku sampai nangis lah ini ketawa, sakit perut karena kebodohan ini”

Santi : “iya tadi si sofa nanya ke TU, trus tau gak kata TU apa ?? INFO DARI MANA ITU?? SIAPA YANG KASIH TAU INFO KAYAK GITU ? MANA ORANGNYA ? BAWA SINI KE SAYA! SIAPA SIH ITU YANG NYEBARIN INFO KAYA GITU?  DIA MANUSIA APA BUKAN ?”

Aku : “WKWKWKWKWKWKKWKWKWKWKW, SUMPAH NGAKAKK !!! Trus tiba – tiba kamu muncul lagi san ! *salah satu oknumnya.  ADUH, PARAH , PARAH BANGET SIH INIIIIII!!

Santi : “IYA, WKKWKWK, tadi sampai mau telepon rosi loh karena di kira info dari dia, tapi tiba – tiba aku nyadar kalo info itu dari aku”

Aku : “Aduh, Kenapa ya ? selalu ada kebodohan yang terjadi, dan lucunya kebodohan itu yang di wilayah2 kita juga gitu sebabnya. kwkwkkwkwk”

Aku dan santi : *Meledak dalam tawa, adakalik setengah jam gara – gara bicarain salah info itu


Note :
Aku telefon dosen pembimbbing :

Aku : Pak hari ini jadi bimbingan ga ?

Dosen : Gajadi nih nak sayang

Aku : Oooh,. Jadi bisanya kapan pak ? *SHIT! LAMA LAGI!!!

Dosen : Senin deh senin

Aku : Oke pak.

*rasaya gue stres hingga skrang tidak bisa bimbingan hingga skripsi gue nganggur udah 3 bulan.

SEKIAN.
ENDING NYA GANTUNG. SOALNYA GUE CAPE NGETIKNYA, BADAN GUE PEGEL PARAH, GUE UDAH KASIH TAU KAN PENJELASANNYA DI ATAS. OKE TERIMAKASIH SUDAH BERKUNJUNG> LOP U ALL

Menjadi Mahasiswa, Kejadian Bodoh Terjadi Lagi Bagian 1




26/05/2017

Semalaman aku kembali tidak bisa tidur, setelah sebelumnya aku seharian keluar dengan teman. Kemarin aku berencana beli tripot, mouse dan beberapa peralatan perempuan, akan tetapi, berkat sesuatu, aku kembali tidak jadi beli tripot. Padahal aku sudah benar- benar menabung uangku untuk membeli benda tersebu,  dan sudah lama aku berniat untuk membelinya, tapi tidak jadi lagi.

Akupun bangun pagi dengan mata yang amat teramat perih, karna kurang tidur. Tapi disisi lain, aku harus ke kampus untuk daftar sidang hapalan, sidang yang paling memberatkan mahasiswa dan yang membuat stres dari segala tingkat stres. Setelah sebelumnya dibust stres dengan sidang komprehensif, yaitu sidang  71 matakuliah yang telah dipelajari dari semester  1 sampai semester akhir. Ceritanya seperti Ujian Nasional tapi versi kuliah dan ujiannya bukan tertulis tapi lisan. Di kampusku, ada 4 sidang.  Rasanya penderitaan tanpa akhir. Penderitaan dimulai dari semester 1, dimana sudah banyak tugas dan ujiannya kerap kali lisan, dan penderitaan berat tersebut berlanjut hingga semester 6 , dimana tugas menumpuk parah. Jurnalistik sendiri jurusan yang bukan hanya membahas teori, tapi juga praktik dilapangan dimana jurnalis meliput dan mengumpulkan segala peristiwa – peristiwa , mengolahnya, dan mempublikasikannya ke khalayak. Banyak proses didalamnya, tidak semudah yang dilihat. Entah itu praktik liputan yang dilakukan tiba – tiba di malam hari, atau seharian hingga malam, dan ketika beres meliput data tersebut harus diolah dalam bentuk tulisan atau di edit jika data berupa video, kemudian mempublikasikannya, diperlukan biaya transportasi, konsumsi dan kuota juga. Ditambah lagi, dikejar deadline, karena takut beritanya akan basi jika tidak segera di publikasikan.

Hingga masuk pada semester 7, penderitaan lebih berat dimulai, yaitu JOBTRE (Job Training), dimana mahasiswa harus mencari tempat magang yang bersedia mereka untuk melakukan praktik – praktik kejurnalistikkan di perusahaan mereka. Luntang – lantung masukin lamaran kesana – sini, kaya lagi ngelamar pekerjaan , bersyukurlah jika keterima. Kalo tidak, ya coba lagi. Sudah di terima? Masuklah mahasiswa ke medan dunia yang sebenar – benarnya . Mahasiswa menjadi wartawan sesungguhnya, dunia yang keras. Dimana yang selama ini di perkuliahan yang sudah berat, didunia kerja lebih berat kuadrat. Lalu, setelah melaksanakan magang selama 1 bulan nilai dari perusahaan selama job training pun keluar. Mulailah membuat proposal laporan kegiatan selama melaksanakan job training. Kemudian, proposal tersebut diseminarkan dihadapan dosen untuk memperoleh nilai.

Kemudian semester 8, mulailah membuat proposal untuk pengajuan judul skripsi. Kemudian proposal tersebut di sidang didepan dosen penguji. Setelah itu, Surat Keputusan dosen pembimbing mahasiswa pun keluar, dan mahasiswa harus mengatakan “Hollyshit” jika mendapatkan dosen pembibing yang resek dan nyebelin atau mendapatkan dosen yang tidak sesuai kompetensinya. Kemudian, mulailah dibimbing, dan tiap beres bimbingan rasanya stres semakin meningkat. Skripsi  di coret2 ? sejujurnya aku belum pernah merasakannya. Tapi menurutku mending di coret-coret daripada punya pembimbing tapi setelah sekian lama belum juga di bimbing. Apalagi jika dosen pembimbing tidak memberikan pencerahan, sudah saja, skripsi seperti membunuh pelan – pelan. Padahal menikmati proses pembuatannya, tapi skripsi yang dibuat tersebut seperti tidak ada artinya dan diabaikan. *cukup lama untuk menceritakan ini, akan ku ceritakan lain kali* 

dilanjutkan dengan KKN, alias Kuliah Kerja Nyata.. ya, sebagai kampus Negri tentunya sudah kewajiban mengabdi kepada masyarakat. Dan disinilah saatnya , untuk menunjukkan mahasiswa akan membuat kehidupan masyarakat lebih baik lagi. dan itu dilaksanakan selama satu bulan, yang menurutku amat menyiksa.

Lalu, setelah bla bla bla, penderitaan berlanjut ke sidang komprehensif, yang telah kujelaskan sebelumnya, yaitu sidah seluruh mata kuliah. Kemudian di lanjutkan sidang hapalan. Ah God, i wanna crazy to thinking about sidang hapalan !

** BERSAMBUNG**

MASA KARANTINA, MASA ISOLASI, MASA PENDERITAAN BAGIAN 3 EDISI HOROR





Ngobrolin sesuatu yang horor, di rumah yang aku tinggali hampir dua minggu ini juga menyimpan sesuatu yang berbau – bau mistis.  Awalnya aku merasa biasa saja sih dengan rumah ini, karena rumah ini adalah rumah paling bagus, terang, auranya enak, paling nyaman dibanding rumah kelompok lainnya. Dimana rumah kelompok lain ada yang ga ada lampu, kamar mandi nyatu dengan dapur, mau mandi harus nimba. Sedangkan rumahku nyaman, seperti rumah kontrakan .

Jadi begini kisah awal aku menyadarinya, tapi hingga sekarang untung nya aku tidak merasa takut berlebihan. Hanya biasa – biasa saja, entah karena sudah biasa atau bagaimana, atau karena keterpaksaan jadi aku merasa biasa – biasa saja. Waktu itu aku berkumpul untuk rapat kelompok di ruang tamu, karena itu area paling luas dan terbuka di rumah ini. Seperti biasa, rapat ini selalu berjalan tidak serius karena mereka kerap kali bercanda, tapi aku kerap kali tidak tertawa karena mereka kerap kali bercanda menggunakan bahasa sunda, aku hanya mengerti bahasa sunda hanya sedikit – sedikit saja, apalagi mereka ngomong cepat dan memakai kata – kata  sunda yang cukup asing di telingaku. Selain itu, aku pernah sedikit mengerti dengan candaan mereka, tapi aku cukup bingung dimana letak kelucuannya ? aku tidak mengerti mengapa hal yang seperti kerupuk *garing* itu bisa membuat orang tertawa. Tapi, memang adapula hal yang lucu, dan itu membuatku tertawa. Tapi itu jarang. Mereka sampai bingung, kenapa aku tidak pernah tertawa atau tersenyum, lalu hati dan pikiranku menjawab, kenapa aku harus tertawa dan tersenyum ketika aku sendiri yang merasa teraneh – aneh sendiri melihat kalian tertawa ? Apalagi muka ku ini jutek abiss parah, apalagi aku selalu badmood, makin jutek lah segenap muka ini. HAHAA ~

Balik lagi ke cerita mistis, saat itu kami sedang berkumpul rapat dan teman – teman kelompok ku sedang tertawa. Tapi jujur aku mendengar suara – suara lain yang berasal dari ruangan lain di arah dapur. Suara itu bukan berasal dari kami, tapi berasal dari arah lain. Seperti suara orang yang sedang sibuk mengobrol. Sesekali aku melihat ke arah belakang , ke arah suara berisik tersebut. Soalnya aku takut suara tersebut adalah suara manusia berwujud maling. Pintu kamarku tidak di tutup, di sana terhampar laptop dan cameraku. Bolak – balik aku melirik ke arah suara lain tersebut. Suara kelompok ini yang bercanda semakin keras, mereka tertawa keras di balik suara lain dari ruangan lain tersebut. Tiba – tiba Tito yang berada disampingku bertanya,

Tito      : “kamu dengar ga ?”
Aku      : “iya” *sambil melihat ke arahku*
Tito      : “Suara bersin kan ?”
Aku      : “Iya” *sebenarnya tadi aku mendengar seperti suara tertawa berisik lain dan orang ramai juga*
Tito      : *tersenyum seram*
Aku      : “Ih, aku takut...”
Tito      : “udah, gapapa da”
Aku      : “Aku bukan takut yang horor – horor gituan, tapi aku takut maling. Bentar ah”

Akupun menuju ke kamarku, sebenarnya aku takut, takut beneran ada maling. Apalagi aku tidak jago berantem dan tanganku kecil untuk ngelawan perampok. Aku buru -  buru mengunci pintu kamarku dan kembali lagi ke kumpulan teman – teman.

Malam itu berakhir hingga ke hari – hari berikutnya,

Siang itu tiba – tiba Nisa, teman sekamarku berkata ada sesuatu yang aneh dikamar ini.
Nisa     : “Ris ! Tau ga ? Kamar ini seram”
Aku      : “Ha ? seram gimana ?”
Nisa     : “Iya tadi siang kan aku pulang duluan, trus ganti baju, tadi siang kebetulan mati lampu. Trus tiba – tiba di belakang aku ada suara yang bilang HAI”
Aku      : “Ha ? temen kita kalik yang kebetulan lewat trus bilang hai”
Nisa     : “engga ris ! engga ! beneran ga ada yang lewat. Lagian tadi cewenya sedikitan”
Aku      : “Masa sih ? temen kita kalik.”
Nisa     : “Engga ris! Beneran ini. Beneran di belakang aku banget, di telinga aku banget. Pas aku lihat ke belakang ga ada orang. Aku langsung teriak – teriak itu manggil si Huda karena takut”
Aku      : Hemm...

Beberapa hari setelah itu,



Kita seperti biasa, baru beres melaksanakan rapat kelompok. Hampir tengah malam tapi aku masih diruang tengah mendengarkan curhat teman satu kelompok dan dia meminta saran. Di ruang tengah ada aku, Kori dan Afina. Tiba – tiba tito datang, aku lupa dia mau ada kepentingan apa, tapi ujung – ujung nya dia jadi ikutan cerita. Saat salah satu bercerita dan yang lainnya mendengarkan, tiba – tiba.......

GRUBUK ! GRUBUK ! GRUBUK ! GRUBUK !

DUK ! DUK ! DUK ! DUK!

Tiba – tiba Nisa dan Lela nongol , ikut gabung ..
Aku, kori, afina : “Kenapa hey kenapa ? ”
Nisa dan Lela   : “engga , gapaa gaapapa”
Aku                  : “Ih kenapa sih kenapa ? aku penasaran !”
Nisa dan Lela   : diem *ngosh – ngoshan*
Aku                  : “kenapa sih ??”
Tito                  : *langsung pergi, kebiasaan tito, kalau ngelihat yang riweuh ga jelas, dia gasuka dan mending langsung cabut*
Aku                  : “Kenapa ih ?” *kepo berat.

Lalu kita semua masuk kekamar kori dan neng ayu, sebagian karena takut sebagian karena kepo. Akhirnya Nisa menjelaskan bahwa Ia dan Teh Lela mendengar suara orang yang mengikuti suara ketawa kami (aku, kori, tito dan afina) saat kami ngobrol di ruang tamu. Aku dan Afina  masih positif thinking, “ah, itu suara orang di luar kali lagi ketawa”. Tapi mereka berdua tetap berkilah, “engga ih ! mana mungkin suara orang jam segini ! itu suara ketawa gitu, tapi niruin suara kalian”. Aku dan Afina tetap positif thinking tapi yang rada – rada kebawa suasana takut juga.

Nisa     : “kayaknya bener deh yang di bilang sama ibu tadi. Kayaknya rumah ini tuh emang seram,  udah lama ga ada yang nempati. Karena emang ga ada yang betah tinggal disini,”

Oke, makin takut. Tapi aku lebih ingin ke kamar mandi. Hehehe. Yaudah, setelah itu, aku dan afina, dua makhluk paling positif thinking di ruangan ini mencoba mengecek kamar mandi apakah ada orang atau tidak. Kalau tidak kita gas pakai kamar mandi. Saat sudah di depan tangga , ngintipin ke arah kamar mandi, tiba – tiba ada suara,

“huuu, huuu, huuuuuuu” *suara seperti oraang yang merintih ketakutan, hampir mau nangis*

Aku dan Afina langsung jadi patung, lalu kita tatap – tatapan. Shit ! Aku merinding abis. Aku tanpa pikir panjang balik badan dan melangkahkan kaki ku panjang – panjang menuju kamar Kori, tempat semuanya berkumpul.

Aku      : “Kamu kenapa lagi ?”

Nisa     : “kenapa ?”

Aku      : “Tadi kamu kan yang nangis ketakutan ?”

Nisa     : “Apa ?? engga ??”

Aku      : “Tapi suaranya tadi kaya kamu”

Afina    : “Iya, tadi itu suaranya mirip banget kayak suara kamu”

Nisa     : “engga, dari tadi aku diam aja”

Oh Shit! Kenapa makin horor gini sih. Si duo positif thinking , aku dan afina pun mulai keder mental nya. Kita berdua sama – sama jadi nongkrong di kamar itu untuk menenangkan diri. Tapi sayangnya, hasrat kekamar mandi lebih besar dari apapun saat ini. Aku dan Afina pun kembali berspekulasi, itu suara tetangga di luar atau suara dari laptop anak – anak cowok di lantai atas. Afina pun mulai menjelajahi tirai, mencari sumber suara, Ia mengintip keluar jendela. Tapi, tidak ada orang satupun. Oke, pencarian selanjutnya adalah mengecek kamar anak – anak cowok satu persatu. Lalu, kami berdua pun menemukan bahwa ada anak cowok yang masih menonton film saat itu. Aku dan afina pun menyimpulkan bahwa suara itu adalah suara film dari laptop anak cowok dilantai atas. Walau pun suara itu adalah suara – suara yang meniru suara kami satu sama lain.

Aku dan afina pun, kekamar mandi sendiri – sendiri. Bodo amatlah sendirian juga, yang penting gue pengen banget ke kamar mandi.

__THE END__
MAKASIH TELAH BERKUNJUNG. I LOP U ALL

MASA KARANTINA , MASA ISOLASI, MASA PENDERITAAN BAGIAN 2



Sungguh membosankan,

Entah berapa tingginya derajat celcius siang ini, hawa panas menyeruak di balik baju yang berwarna tidak menyerap panas, hitam. Sangat gerah rasanya di dalam kamar persegi panjang yg tidak terlalu besar ini,  tanpa jendela karena Kamar ini berada di ruang tengah, kiri dan kanan nya adalah ruangan lain, tiada akses untuk mencari celah udara dari dari alam luar. Jika ingin secuil udara, harus membuka pintu kamar, lalu masuklah udara yang didapat dari ruangan lain yang memiliki pintu akses keluar rumah.

di ruangan ini sekarang  terhampar 4 manusia termasuk diriku, yg kian waktu kian bertambah manusianya. Sebenarnya kamar ini di isi oleh 3 orang , tapi krna demam korea yg lumrah disebut drakor melanda, jadilah kamar ini ramai. Ada yg sekedar masuk lalu beberapa menit keluar, ada pula yg menetap diam hanya untuk berbasa basi karena merasa bosan mau melakukan apa, adapula yang datang hanya untuk ikutan nonton beberapa menit, lalu balik lagi keluar kamar karena tidak mengerti film yang sudah bermain di pertengahan episod. Jadi terkadang di kamar ini berisi 6 -7 manusia yang kamarnya ditutup dengan alasan lagi ingin buka kerudung, tapi takut anak - anak cowok lewat. (sekilas info : disini semuanya adalah ukhti - ukhti pesantren kecuali aku, dan satu lagi bernama nisa tapi nisa memakai krudung).Bisa dibayangkan kami semua berebut oksigen di ruangan ini.

Aku sendiri, aktivitas yang kulakukan tidak turut serta menonton korea. Tapi aku membaca kata demi kata sebuah novel karangan ninit yunita berjudul test pack. Novel ini  sudah di jadikan film, berjudul Test Pack, yang diperankan oleh artis senior yang menjadi idaman para remaja dan ibu - ibu pada saat skarang ini, yaitu Reza Rahardian dan Acha Septriasa. Setiap lembaran berisi keluhan seorang wanita yg sangat menginginkan anak. Selalu di ulas dan di ulas di tiap lembarannya, tapi cukup bnyak kalimat indah dan pesan tersirat yg baik di novel ini, selain itu, bnyak istilah  kedokteran dan psikologi yang memberikan informasi terbaru bagi pembcanya. Kita tidak hanya di hibur tp juga di edukasi. Tapi lama lama aku jengah, dari awal halaman hingga halaman 61, isinya tata mengeluh ingin mempunyai anak. Agak - agak bosan dan agak menyeramkan karena aku sama seperti Tata, wanita, jadilah baper melanda, Aku seperti memposisikan diriku di posisi Tata.  Lalu, Alur nya agak terlalu datar padahal itu sudah hampir pertengahan halaman. 

Aku pun tidak fokus lagi membaca, bosan, aku pun mulai mencoba tidur, begitu lelah tadi malam begadang menonton film horor sendirian, berjudul OIJA blabla evil. IYA, SENDIRIAN. TAKUT ? aku suka sih nonton film horor dan apapun yang berbau horor, jika kalian membaca tulisan jadul ku kalian pasti tau aku suka sesuatu yang horor. Nanti ditulisan selanjutnya akan aku ungkap sesuatu yang horor di rumah ini ya. Rasa kantuk pun menyerang, tapi entah mengapa aku tidak bisa tdur, tdk fokus, di tambah suara2 dari luar yg bgitu berisik, terlebih lagi kamar ini amat pengap..

Aku melihat tito yg sudah mandi dia beranjak akan pergi, buru2 aku meminta memory camera ku yg sblm nya ia pinjam. Dia bertanya mengapa aku meminta memory ku, aku mau kmana, 'jujur aku hanya kepikiran ketika barang2 ku di pinjam oleh orang lain, trutama yg cukup menguras duit anak kosan jika ada sesuatu yg terjadi pada benda itu. Tapi tidak juga, bahkan jika penjepit jemuran dan cermin kecil ku di pinjem org aku ingin mereka segera mengembalikan.' Aku sudah cukup kapok untuk mempercayakan barang2 milik ku ke orang. Karena tidak sedikit orang yang merasa empati dan simpati jika terjadi sesuatu terhadap barang yg mereka pinjam.

Selanjutnya aku memutuskan untuk membaca novel test pack lagi tapi pindah spot jadi di teras karna panas , gerah dan tidak bisa tdur. Aku membawa tango vanila untuk cemilan, tiba2 salah satu cowo keluar dan berbasa basi, lagi apa, katanya. Kemudian aku mnjawab, ngemil. aku tidak akrab sama teman2 cowok di kelompok ini, aku hanya agak sering ngobrol sama tito, itu juga karena ada kepentingan2. Lalu, aku melihat si cowo ini berjalan kepinggir jalan sambil membawa sebungkus mie sedap. Aku berkata dalam hati : "ini orang mau ngapain?" , dia berdiri dipinggir jalan seperti mau nyebrang, beberapa menit kmudian dia balik lagi. Ini anak kenapa ? ahahahahaha

Aku pun iseng bertanya : kamu ngapain?

Dia : pgen makan, lapar

Aku : sedih~

Lalu, dia masuk kedalam rumah, tapi kemudian dia keluar lagi sambil masih membawa mie sedap.

Kemudian dia berjalan menuju jalan raya, dia masih melakukan hal tadi, mengamati jalan raya, celingak celinguk kiri kanan ke arah jalan, tapi sekarang  sambil jalan sedikit ke arah kiri,  lalu melihat lagi ke arah datang nya mobil, aku pura2 baca novel tapi sesungguhnya mataku terarah keapdanya , aku penasaran untuk tidak  melihatnya. Aku ketawa2 sendiri rasanya pengen ngakak tapi takut dia tersinggung. Aku pun menutupi muka ku dengan novel, karna sesekali dia lihat ke arah belakang, sumpah itu orang ngapain sih??? Tuhan? Wkwkwkwkwkwkwwk

Dan yg terjadi selanjutnya, dia balik lagi kerumah setelah berdiam dan berjalan sdikit2 di pinggir jalan.. aduh dia kenapa  sih ?????? kelaparan jadi gitu ya efeknya ? apa faedahnya sih mondar mandir di pinggir jalan ?Masih ga paham. Lucunya dia bengong2 di pinggir jalan sambil bawa sebungkus mie sedap warna ijoooooo... wkwkwkwkwkkw.

Kemudian dia kembali lagi ke rumah dan berdiri diteras. Akhirnya dia ditolong oleh Allah SWT sehingga mendapat pencerahan, tiba – tiba temen cewek lain pulang bawa jajanan.Dia pun di beri petunjuk tmpat jajan murah tersebut dan memenuhi hasrat laparnya.