Rissa Indrasty

My Photo
Jakarta , Jakarta Selatan, Indonesia
seafairy | journalist | artist | musician | artworker | traveller

Pengalaman dengan Orang Gila lagi ? For the God Sake!

Oleh : Rissa Indrasty


Entah mengapa gue banyak banget pengalaman bersama orang gila, terutama di Bandung. Gue udah pernah cerita ya, di tulisan gue yang dulu dulu, gue pernah ketemu orang gila di angkot (silahkan cari artikel nya di rissa diary's).

Gue tuh sampe mikir, apakah di bandung ada sindikat gelap khusus pembuangan orang gila di bandung ?
Gue pun sampe serius menanggapi hal ini, dan dengan serius pula gue bertanya ke temen gue.

“Eh, aku curiga deh, kayanya para orang gila di sebarin di bandung deh! Soalnya aku banyak banget loh ketemu orang gila, kemana pun aku pergi aku pasti ketemu orang gila. Trus, kalau aku baca twitter, itu banyak banget laporan ke pak ridwan kamil soal di temukannya orang gila di jalan apa gitu, minta di tangani”

Dan temanku pun merespon,

“Iya, aku dengar-dengar juga katanya emang iya. Ada yang bilang orang gila di terlantarin, salah satunya di bandung ”

Lalu pada suatu hari,
Saat itu, gue sedang menunggu seorang manusia yang leletnya kurang ajar banget, kita janjian di depan salah satu kampus swasta di bandung, tepatnya di jalan suci. Tapi ini orang yang janjian belum datang juga. Gue pun memilih duduk disebuah bangku di bawah pohon.

Tidak lama kemudian, gue melihat sosok laki-laki yang tak jauh dariku, dia berjongkok dan menggosok-gosok punggung kakinya. gue perhatikan, pakaian nya kucel alias kotor, compang camping, tingkah lakunya pun aneh, dan otak ku pun mulai loading,

HOLLY SHIIT ! i thought i knew that !

Gue langsung bolak balik menelepon temen yang  sialan ini untuk buru-buru cepat datang. Sialan, lama banget.

Tak lama kemudian, laki-laki dengan baju compang-camping yang menggosok kaki nya tadi melihat ke arah gue!
gue langsung pura-pura tidak melihatnya dan melihat ke arah lain, tapi laki-laki lusuh ini tetap saja melihat ka arah gue. Lalu, gue pun langsung memasukkan hape gue kedalam tas, gue takutnya dia mengincar hape gue alias maling.

Kemudian laki-laki lusuh yang memakai baju compang-camping itu mendekat ke arah gue, sumpah gue langsung panik tapi kalau lari takut di kejar dan di pukuli atau apalah yang jahat jahat terjadi. Pokoknya di situ kaki dan tangan gue gemeteran saking takutnya. Lalu selanjutnya....

Laki-laki lusuh : “Nih....” *ngasih pensil ke gue

Gue : *ambil itu pensil, dalam hati : What the heLL ! fix ini orang gila!  anybody help me !

Kemudian laki-laki lusuh, eh, orang gila itu pun duduk di seberangku.

Orang gila : “Nunggu siapa ?”

Gue : “Nunggu teman.” *dalam hati: Neraka macam apa iniii ????

Orang gila : “udah punya pacar belum ?”

Gue : “Udah ! aku uda punya pacar !” *HAAAAh????? anjir gue langsung panik banget sama pertanyaan itu ! reflex gue langsung ngaku-ngaku ga jomblo lagi.

Tiba-tiba tidak jauh dari kami duduk, ada anak kecil nongol, memperhatikan aku dan orang gila, tapi yang paling brengseknya, si anak kecil langsung berteriak “ORANG GILA ! ORANG GILAAA!!”, sambil lari. “WHAT THE FUCK !!!! BOCAH SIALAN! PENGEN GUE TERJANG, NJING!  NANTI ORANG GILANYA PITAM, GUE YANG DI BUNUH NJING!”

Orang gila : “Jadi pacar mang cucuy aja yu..”

Gue : “ENGGA! Aku udah punya pacar !”  *GOD, COBAAN MACAM APA INI ????!!!

Orang gila : “Ikut mang cucuy yuk, naik bus itu ”

Gue : “HAH? Engga ! Aku udah punya pacar. Aku lagi nunggu pacar aku !” *What the fuck? Apa lagi ini ? gue mau di culik ceritanya sekarang ?

Oke , ketakutan gue ga tertahankan lagi. Kaki , tangan, gemeteran, keringat udah bercucuran deras, gue harus kabur- gue harus kabur ! Gue pun langsung keluarin hape dan pura-pura angkat telepon sambil jalan ngebut kabur dari orang gila itu, beberapa menit kemudian gue lihat kebelakang, untung itu orang gila ga ngikutin.

Selanjutnya, sumpah, mood gue langsung ancur banget bete banget rasanya. Pokoknya itu salah satu kejadian terseram dalam hidup gue, gue berasa kaya ketakutan menghadapi orang yang jahat dan berasa nyawa gue terancam. Terserah mau bilang lebay atau apa, pokoknya disaat seperti itu, semua pikiran yang paling buruk muncul di pikiran gue.



_the end_

Ataukah, karena sebuah flashdisk ?

Oleh : Rissa Indrasty


Spanduk di jalanan bertuliskan donor darah
Aku teringat akan teman akrab yang kerap mendonorkan darahnya
Pernah suatu kali dia mendapatkan flashdisk dari menyumbangkan darahnya
Darah tersebut digunakan untuk menyelamatkan nyawa orang-orang
Bukan berarti aku mengatakan nyawa orang-orang seharga flashdisk
Tapi, orang yang menerima darah tersebut tidak akan bisa membayar jasa pendonor dengan apapun, atas jantungnya yang masih berdetak hingga saat ini,
Dan orang yang kerap memberikan darahnya dengan sepenuh hati adalah orang yang dalam hidupnya perduli dengan orang lain

Ataukah,

hanya orang-orang yang mengharapkan sebuah flashdisk dibalik donor darah ?

Latihan ini

Oleh : Rissa Indrasty


Lagupun tidak dapat mengusir kepenatanku didalam angkutan umum ini
Isi kepalaku seperti dikerubungi ribuan semut,
Kurang tidur tadi malam
Dan tenaga yang di forsir untuk latihan
Membuat kehancuran disetiap sendi tubuhku
Demi hari ini
Dimana aku harus tampil didepan semua orang
Kemacetan ini membuat rasanya aku ingin gila dan berteriak
Hai aku telat, aku tidak ingin di blacklist
aku sudah lelah seminggu ini berlatih

Hey you ! Hurry move !

Have You Ever ?

By : Rissa Indrasty

Have you ever ?
You nauseated about everything ?
Even the song that you heared sounds disgusting
Like will destroy your ears when you hear them
Feel headache
But you can’t do anything
Excpt lay and silent

In your bed

Orang Asing Sepanjang Jalan

Oleh : Rissa Indrasty W

Menatap keluar jendela didalam sebuah bus
Yang membawaku nyaris ke tempat tujuan

Kantuk merayapiku
Aku melihat sekeliling
Berbagai macam orang kulihat
Kuperhatikan wajahnya satu persatu
Menebak-nebak apa yang mereka fikirkan
Menebak apa yang mereka lakukan
Bagaimana kehidupan mereka
Itu kebiasaan yang kerap kulakukan sejak kecil
Sewaktu dibangku belakang mobil
Melihat keluar jendela disampingku
Melihat orang-orang dijalanan
Memikirkan setiap apa yang mereka lakukan
Aku yang masih gadis kecil menatap sambil berdoa
Semoga mereka baik-baik saja

Hingga sekarang aku beranjak dewasa
Aku masih melakukan hal itu
Mendoakan orang yang tidak dikenal
Hanya sekilas melihat raut wajah mereka
Meskipun kesulitan terbaca diwajah mereka
Tapi itu hanya tebakan ku saja

Hari ini aku melihat
Kakek tua yang duduk di bangku depan
Tampak wajah pasrah si kakek, hanya diam
Sepanjang perjalanan, melihat kearah depan, dan aku percaya pikiran kakek berbisik dan berdialog pada dirinya sendiri
Rasanya cukup sedih meliat orangtua pergi sendirian

Seketika aku merindukan orangtuaku
Rasanya tidak ingin mereka menua.