Rissa Indrasty

My Photo
Jakarta , Jakarta Selatan, Indonesia
seafairy | journalist | artist | musician | artworker | traveller

April Mop? Kenapa di Hidup Ini, Harus Ada Kematian??

Jumat, 18 April 2025

Sehari sebelumnya, kami berteriak riang, "Happy long weekend!!"

Thankyou Jesus! Karenamu, jadinya ada Jumat Agung, libur panjang dari Jumat sampai Minggu ini sangat kami hargai, sering-seringlah!

Di masa dewasa ini, semua hal yang dulu terasa excited kini menjadi tidak excited lagi, kecuali “hari libur.” Yasss, meskipun tak ada kegiatan di hari libur, tapi tetap, hari libur adalah yang terbaik dalam hidup ini. 

Tentu saja, di malam sebelum libur hari pertama, aku merasa seperti zombie akibat sengaja begadang, memanfaatkan waktu agar tidak tidur, memikirkan ini dan itu, lalu menonton.

Dan hasilnya adalah, aku sangat kelelahan di hari pertama libur. Tapi aku tidak bisa diam saja rebahan di kamar, karena sorenya aku sudah berjanji akan bertemu dengan temanku yang datang dari Bangkok. 

Hingga Jumat sore, libur yang lebih banyak diisi dengan perasaan lelah itu berubah menjadi lebih emosional.

Rekan kerjaku, Novi, Ia menelefon. Aku yang saat itu sedang mandi dan kesal karena air tiba-tiba mati, memutuskan membalut tubuhku dengan handuk dan keluar dari kamar mandi.

Tes! Tes! Tes! Tetesan air dari rambutku yang dikeramas dan digosokkan condititoner seperti berlomba-lomba secara massive menjatuhi permukaan lantai. Tubuhku penuh dengan buliran air yang turut serta membantu untuk membanjiri ubin berwarna cream itu. 

Aku: "Halo?"

Selanjutnya yang ku dengar, suara Novi bergetar, Ia menangis, mengatakan Ibunya mengalami henti jantung. Tanganku tak kalah ikut gemetarnya, menyaingi suaranya. Jantungku berdegup kencang, aku panik, entah apa yang aku katakan pada Novi saat itu, rasanya aku hilang akal, tak tau apa yang harus kukatakan padanya, aku tidak mampu, tapi tetap harus mengatakan sesuatu setelah sebelumnya terdiam selama beberapa detik, mencoba mencerna semua keadaan ini.

Singkat cerita, aku langsung menghubungi semua teman-temanku tentang kabar haru dan duka ini. Rencananya aku bersama produserku, akan menyambangi rumah Novi, kami tidak bisa membiarkannya melalui semua bencana ini sendirian. 

Aku memulai perjalanan menuju stasiun, dimulai dari Kalideres > Duri > Manggarai > Bogor. Perjalanan kedua terpanjang dalam hidupku, setelah posisi pertama di tempati oleh perjalanan ke Banyuwangi naik sleeper buss+kereta. 

Saat di tengah jalan, perutku tiba-tiba terasa nyeri. Oh ya, aku baru ingat belum makan dari pagi. Hal yang terpikirkan saat itu, aku melihat Roti Maryam yang dijualn di stasiun Duri. Aku memilih rasa coklat kacang dan langsung melanjutkan perjalanan. 

Katanya sih, Roti Maryam lebih nikmat disantap ketika masih hangat. Tapi saat ini, bukan perihal nikmat, tapi yang penting perut keisi. Selama aku di kereta, maka tidak ada namanya makan dan minum. Perlahan roti itupun dingin, hangatnya dimakan oleh waktu. 

Kereta menuju Bogor, rasanya aku mau gila. Kalau bisa aku tidak mau lagi remedial perjalanan ke Bogor ini. Begitu jauh dan kereta begitu penuh! Akibatnya, aku tidak dapat tempat duduk dalam  perjalanan yang nyaris 1 jam ini. 

Di dalam kereta, aku memikirkan banyak hal yang berpusat di Novi sambil menahan tangisku. Aku seketika takut berada di posisi Novi, bagaimana hidupku tanpa orang tuaku? Lalu, bagaimana Novi menjalani kehidupan ke depannya? Apakah dia bisa kuat? Bagaimana caranya Ia menjalani kehidupan tanpa orang tuanya? Air mataku sudah berada di ujung tanduk mata.

Selanjutnya, aku mulai mengobservasi orang-orang yang berdiri di sekitarku di dalam kereta. Ada Ibu dan anak perempuannya yang masih kecil, Ibu itu memilliki rambut yang panjang nyaris se-pantat, diikat satu, tapi terlihat sangat kering, dan mekar. Hidungnya terlihat panjang, sebelas dua belas seperti pemeran jahat di disney princess. Sedangkan anaknya, berambut lurus, diikat 2, kulitnya cukup putih dan bersih. Anak itu tampak melihat ke atas, menatap wajah Ibunya yang lebih tinggi darinya. Ketika Ia tersenyum sambil membuka mulutnya, Ia menampakkan sekilas giginya yang hampir seluruhnya berwarna hitam. Entah sebanyak apa ngilu yang anak itu rasakan ketika menyantap sesuatu yang manis dan dingin.

Hingga tiba di stasiun Pondok Cina, entah mengapa ada bau got/parit, bau busuk yang sangat tajam. Entah dari mana asalnya, tapi bau itu menutupi semua bau apek yang sedari tadi tercium. Sedangkan aku berusaha fokus menghirup dalam aroma diriku sendiri yang sangat menyenangkan. Aku beraroma manis, bunga semerbak, vanilla, pencampuran antara aroma bath and bodyworks warna pink dan Bohe parfum yang Freye.

Aku menghitung, masih ada 9 perhentian lagi sampai tujuanku. Perjalanan ini terasa tiada akhir! Lalu focusku berganti pada perutku yang nyeri, tapi sepertinya kakiku lebih ingin menang soal rasa sakit. Kakiku sakit sekali karena terlalu lama berdiri, aku berulang kali menggerak-gerakkan kakiku berupaya meregangkan rasa sakitnya, tapi usaha itu sia-sia, hanya bisa diobati dengan duduk.

 Finally, aku sampai. Aku menyantap roti maryam yang sudah anyep ini sambil menunggu produser tiba. Apapun itu, perutku harus terisi makanan. Hingga produser tiba, dan dia mengatakan “Tadi pas banget gue lihatlu dari jendela kereta lagi mangap.” Gue hanya menanggapinya dengan senyum.

Kami pun berjalan menyusuri gang pintu keluar kereta itu menuju jalan raya, karena stasiun tersebut tidak bisa masuk mobil. Aku melihat banyak orang-orang sekitar berpakaian punk, ditindik, cukup menyeramkan. Ya, stasiun ini memang terkenal cukup berbahaya katanya, banyak begal juga, tak kusangka aku melihat orang-orangnya secara langsung, dan menggenggam tas serta ponselku dengan lebih erat dari pada sebelumnya. Sedikit lega karena saat itu aku menggunakan sweater warna hitam, lalu menutupi kepalaku dengan tudung sweaternya, siapa tahu bisa disangka teman anak-anak punk ini, sehingga mereka tak memiliki niat untuk mengangguku.

Di perjalanan ke rumah Novi dengan Grabcar, terasa sangat panjang, aku merasa kami ta kunjung sampai tujuan. Aku juga sempat memikiran Novi yang setiap hari pergi kerja melalui perjalanan sejauh ini, rasanya tak terbayangkan. Ia pasti lelah, kadang juga merasa takut. Pantas saja dia selalu khawatir setiap pulang malam setelah bermain dengan kami sepulang kerja, atau pantas saja dia tiap diajak nongkrong sepulang kerja, salalu menolak. Rumahnya jauh banget,  jalanannya juga tampak begitu gelap, ah aku tak suka.

Dan kami tiba di rumah Novi, Novi saat itu tampak ceria dengan matanya yang sembab, dia manyapa kami dengan riang, “Kak Rissa jangan nangis! gue gamau nangis ini.” Novi hanya pura-pura ceria, menyakiti dirinya sendiri, dia tidak pandai bermain peran, actingnya terlalu jelek. Kondisinya justru membuatku semakin ingin menangis lebih parah. Tapi Ya, lagi-lagi harus menahan tangis, agar tidak membuat suasana tidak bertambah chaos. Sepanjang pertemuan, aku yang biasanya selalu banyak bicara itu, hanya banyakan diam. Aku tidak tau bagaimana harus bereaksi saat itu, dan tidak tahu harus mengatakan apa.

Novi meminta maaf kepada kami semua, karena tak mampu menyanggupi janjinya yang ingin memberikan mpek2 kepada kami. Aku, orang yang paling antusias untuk mencicipi mpek-mpek buatan Ibunya Novi, Mpek2 asli Palembang.

“Sorry ya, kalian ga jadi cobain Mpek2 Nyokap gue. Padahal gue uadah belikan kotaknya, dan nyokap udah belikan bahan buat mpek2nya, tapi malah nyokap gue keburu nggak ada.”

Haaa. I didt know how to react to that sentence.

Ntah lah, diamnya aku saat itu, antara sedih sekali, emosional sekali, lelah sekali, lapar sekali.

Pulang dari rumah Novi, Aku baru sampai Jakarta pukul 00.30 WIB. Apakah aku langsung pulang? Tentu tidak, sudah tidak ada lagi kereta ke Tangerang juga, dan aku melanjutkan perjalanan malam itu dengan bertemu temanku yang dari Bangkok. Aku sudah ada janji untuk menemuinya.

Aku lanjut makan dan nongkrong sama temanku di mcD, dari McD Sarinah kami pindah ke mcD Puri. Jam 07.00 pagi baru aku pulang saat itu. Aku hanya tidur sebentar, karena siangnya aku lanjut pergi keluar lagi, aku tidak sanggup hanya berdiam diri di kamar dengan kondisi se emosional ini.  

April 2025, lebih dari sekedar April Mop. Kalau April Mop rasa sebal diakhiri senyuman geli, tapi kalo ini dari kejutan diakhiri dengan tangis.

Aku Benci Mbak Mbak Fore Itu

 30 march 2025

Dibandingkan mendengarkan takbiran, malam ini aku lebih familiar dengan suara sendawaku yang begitu keras. Aku cukup kesal dengan kasir kopi populer inisial F itu, dia sibuk menawari ini dan itu, tapi enggan bertanya size kopi yang ku inginkan. Setelah orderan sudah jadi, bagaimana bisa dia berinisiatif memberikanku kopi ukuran large tanpa bertanya??? Atas dasar apa? Aku merasa ditipu.

Pada akhirnya, asam lambungku berpesta ria karena terlalu banyak diacak acak oleh cafein. Berkali-kali muntahku sudah berada di tenggorokan, kemudian masuk lagi. Perutku terasa seperti pakaian yg dimasukkan ke pengering, diperas hingga tak bersisa, nyeri. Anxiety-ku tak terkendali, gelisahhh tak terhingga, sendawa masih terjadi hingga pukul 1.22 WIB.

Hembusan napas keras berkali kali aku lakukan tanpa sadar. Bau minyak kayu putih masih terendus, bekas gosokan tangan ibuku akibat menyaksikan diriku yang gerd mengenaskan. 

Di kepalaku berputar putar Muka licik perempuan dibalik kasir dengan senyum super palsu saat aku mengatakan “mbaknya tadi nggak nanya size kan?” , caraku menyindir ketidakbecusan perempuan licik ini. 

Tidak habis pikir, kenapa bisa inisiatif memasukkan size tersebut ketika dia tidak tahu apa apa tentang yg diinginkan customernya? Kepada pacar yang mungkin memaafkan saja mungkin dia akaan bertanya, “pakai gula atau tidak,” kenapa di pekerjaan profesional dia kira customer maha pemaaf?

Teriakan Indonesia! Dollar Naik Rp17 Ribu

 Selasa, 8 April 2025

Indonesia Mencekam!

Gue nggak tau ini efek medsos yang berlebihan, atau kenyataannya memang seperti itu.

Setiap scroll video, isinya hanya Indonesia berteriak dollar naik mencapai Rp17 ribu! Kita harus menjaga diri kita.

Kita sendiri rakyat Indonesia sudah sangat familiar dengan berita yang belakangan bikin jantung seperti diremas paksa, menyesakkan! Setiap hari bagai gebrakan baru, emosi meledak-ledak mengetahui setiap detiknya tidak ada waktu sedikitpun tanpa dicurangi.

Bagaimana cara melawan kecacatan pemerintahan era jokowi-prabowo ini? Korupsi, nepotisme, kecurangan secara terang-terangan sudah menjadi hal yang begitu akrab dengan hidup.  Teriakan pembodohan yang diwajarkan, karena masyarakat tidak punya power untuk mendapat haknya. Semua non sipil membentengi mereka dengan senjata. 

Babu yang kita kasih makan dari upah kerja keras kita selama ini, menginjak-injak kita, malakukan pengkhianatan besar-besaran. 

Kapan? Kapan Tuhan turun tangan? Kapan pemerintah yang lagi main Firaun-Firaun-an ini kena adzab? Kapan harta mereka digulingkan dan dilalap lautan yang marah? Kenapa sekarang mereka masih tidur tenang di kasur empuk yang bantalnya terbuat dari eksploitasi bulu angsa mahal yang menyenangkan itu? Kenapa mereka masih liburan keluar negeri dengan mengambil hotel super mahal yang dilengkapi jakuzzi air hangat di balkon? Kenapa mereka masih tertawa-tawa sambil diam-diam kongkalikong bikin projek besar pembabatan hutan, penambangan, kelapa sawit, di balik meja besar berisi makanan mentah harga luar biasa pakai duit kita? Raut mereka semakin hari semakin tampak kejam, bagaimana malaikat bisa tahan untuk tidak mengambil nyawanya? Ah jangan langsung mati, kasih sengsara dulu! Jangan biarkan aku mati sebelum melihat mereka semua binasa!

Terserah kalian mau anggap gue psikopat, Tapi gue siap menyaksikan karma keji untuk pemerintah dan antek anteknya!

Rasanya gue pengen ludahi manusia SDM rendah yang mendukungnya, jangan sampai jodoh gue adalah pendukung NOL DUA itu. Gue tak sanggup berpasangan sama orang bodoh, yang tidak bisa melirik kebenaran sedikitpun. Gue tak akan pernah lupa sama SDM rendah mana gue berdebat, gue ga akan pernah lupa pembelaan konyol SDM rendah itu. Tapi salahnya gue, gue berdebat sama orang bodoh! You know, debat sama orang bodoh, bakal kita yang terlihat gila.

Buzzer dan ormas tolol miskin butuh uang, influencer otak kosong yang kerjanya pamer tete dan paha murah sambil berjoget erotis yang glorify *abis dia gemoyy gemoyy (lo influencer anj), artis favorit yang kini terlihat seperti keset kaki buluk demi dapat kursi, kalau ada kata yang melebihi kotoran, itulah mereka.

Malam ini, gue begitu ketakutan! Tak pernah seketakutan ini dengan kondisi Indonesia. Gue takut krisis moneter, gue takut kejahatan merajalela, gue takut setiap langkah gue terasa tidak aman lagi, gue takut ganasnya orang yang tidak punya uang menghabisi manusia lain. Mati lebih baik, tapi gue pengen mati dalam keadaan baik. Masih bisa berpikir positif sekarang ini? Kalau gue udah nggak bisa sama pemerintahan ini.

Pengen Cerita fenomena Hari Itu, Tapi Menyadari Semua CAT CALLING

 16/11/2024

Aku berangkat kerja dengan muka diterkuk, memakai kemeja kotak-kotak jadul berwarna merah hitam. Kakiku kiri dan kananku berlomba-lomba mana yang lebih cepat melangkah. Sedikit keram mereka, di tambah matahari yang cukup terik.

Wajahku semakin ditekuk saja ketika melihat abang warung nasi padang yang buru-buru melangkah keluar ketika melihatku. Dalam hatiku, "JANGAN SAPA GUE, JANGAN SAPA GUE."

Dan dia pun menyapa, "SEMANGAT YA!"

Tau nggak, semangat aku yang saat itu udah 40% semakin turun menjadi 10%.

Kemarin itu dia pas lagi bakar ayam tiba-tiba menyapa, "Kerja ya teh?"

Aku sontak kaget, "hah? iya."

Aku sudah lama menyadari dia atau siapa yang sering disitu sering melihatku tiap pergi kerja, tapi aku abaikan aja seiolah-olah tidak ada orang disitu. Alasannya, karena aku tidak suka. udah.


Lalu di kantor bla bla bla bosen bosen bosen anjir.

Pulanglah naik angkot. Kosanku dengan kantorku itu deket, tapi emang aku gamau jalan kaki aja udah. gamau keringetan titik, ga pake koma.


Tiba-tiba masuklah seorang lelaki ke angkot, yang aku suka nikmati itu adalah wanginya. Di jam pulang kerja ini, ketika sedang kumuh-kumuhnya yang bahkan warna lipstik juga sudah ilang, dia hadir menyegarkan isi angkot.

Lalu setelah itu pikiranku beralih ke abang angkot sambil menahan senyum akibat lelaki wangi ini. Si Om angkot lagi flexing abis ke temen sebelahnya.

Om angkot: "Nggak ada yang bisa, yang lain minum 3 gelas udah ga kuat. Terus tau nggak siapa yang bisa habisin satu botol?"

Selanjutnya dia menepuk dadanya bangga, tersenyum, tanpa berkata-kata. Hanya gesturnya yang memberikan jawaban.

Om Angkot: "preman-preman blok m lewattt! cuma saya yang kuat minum sampai satu botol" sambil memukul lagi dadanya yang kalau ibarat kata udah meronta-ronta itu jantungnya mau keluar saking dibusungkannya itu dada.

Di kesempatan angkot lainnya.

Om angnkot lain: "Neng masuk duduk ke dalam neng", aku selalu duduk deket pintu karena aku tuh singkat banget, 2 menit juga udah hengkang turun dari angkot. Deket banget coy jaraknya. 

Lalu ada mbak-mbak yang ngebela aku, karena dia kita sering seangkot bareng.

Mbak2: "Dia mah deket turunnya"

Om angkot: "Ya Neng nya mancung banget, takutnya pas noleh saya kecium"

Gue: "HEH!"

Om angkot: hahaha *tertawa terbahak-bahak.

Sungguh manusia-manusia tidak jelas. Kadang orang-orang nggak jelas, terutama yang cat calling, rasanya pengen gue hajar sih!

Pernah waktu itu, ada orang-orang kuli deket kantor, tiap aku dan teman-teman lewat, selalu komentar "Cantik-cantik banget," "cewek".

Sampai akhirnya pas aku cerita, mulutnya berisik banget manggilin "cewek! cewek! cewek!"

Aku naik pitam tak terhingga rasanya.

Aku: "APASIHHHH???!"

salah satu orang itu: "Ini kak mau kenalan katanya."

Aku: "BERISIK LO!!!"

Seketika 2 temanku speechless melihatku melawan mereka. Lalu setelahnya...

Teman: "Kak Rissa, sumpah gue takut ngeliat lu"

Aku : "ya emang anjing aja sih orang-orang kaya gitu."

Ga habis pikir, begitu tuh buat apasih? Ya walau itu orang ya emang kampungan dan terlihat seperti kasta pendidikannya rendah, tapi manner kayak gitu tuh dari mana sumbernya.

Emangnya dengan kayak gitu, cewek-cewek bakal kayak terpesona luluh dan mau gitu ya sama mereka? MIMPI. Terus kayak happy banget liat muka cewek yang marah dan ketakutan, ntah fetish macam apa itu, bikin merinding banget. Mentalnya kayaknya terganggu, masalah hidupnya kayaknya lebih besar dari dunia ini di tambah planet-planet lainnya.

Sudah ah, jadi kesel ujung-ujungnya. Byeee hhahahaha

Jadi Rissa Enak Ya!

 15/11/2024


Hari ini aku membuat keributan kecil karena kehidupan terlalu membosankan. 

Aku menggoda rekan kerjaku sampai dia tersipu malu tak terhingga. Hati dan perasaannya terombang-ambing saat kukatakan bahwa ada anak lantai 2 yang menyukainya. Dan aku, sukses ketawa ngakak bersama teman-teman lainnya di sorehari menjelang pulang. 

Aku tau, aku dan yang lainnya betul-betul lelah bergumul dengan kebosanan ini. Aku merasa semua orang terlihat banyak masalah, pikiran mereka gaduh. Aku gaduh dengan perasaan bosanku yang tidak berprogress ini, sementara mereka gaduh dengan masalah hidup mereka masing-masing,

Lalu lanjur kami makan bakso, karena produserku bilang ingin makan bersama. Itu hal yang sudah lama tidak kita lakukan, dulu cukup sering, awal-awal menjadi anak baru di kantor. Lambat laun kebiasaan itu hilang bersama kesibukan kita masing-masing. Semua terasa melelahkan sehingga kita lebih mengungguli merebahkan diri di kasur, badan terasa jauh melegakan.

Usai kita makan bakso, produserku sambil mem-puk-puk pahaku mengatakan...

produser: "Hidup yang gue pengen itu jadi Rissa..."

gue: "Hah? kenapa gue"

produser: "Ya ga perlu ketemu orang-orang rese itu..."

Seketika semua terulang dipikiranku, ntah orang ke berapa yang berpikir begini, "hidup lu enak terus ya," "hidup lu enak banget ya," "beruntung banget sih lu."

Bahkan, ibuku sendiri selalu bilang, "Eh Rissa, bisa ya semua apa yang kau mau itu pasti diwujudkan sama Allah." "Tuh lihat, apa yang kau mau dari kapan itu loh yang terjadi."

Nostalgia lagi aku ketika itu, aku bilang pada mama, "Ma, rissa ga akan mau apply2 kerja di tempat lain, pokoknya mau disitu aja udah."

Mama: "jangan gitu, ga akan bisa kalau nggak ada orang dalam," itulah kalimat yang selalu saja diulang-ulang ibuku setelah aku lulus dari bangku kuliah.

Ntah kenapa kenyataannya bumi selalu berkontra dengan perkataan ibuku, 2 hari kemudian, aku diterima di perusahaan itu. Perusahaan aku berkelana pengalaman selama 5 tahun, Kompas Gramedia.

Ntah mengapa, dari dulu aku sama dan ibuku itu selalu punya hal berbeda, kita lebih sering saling kontra. Ntah itulah hubungan ibu dan anak perempuannya, atau memang... ntah lah.

Bahkan, aku sering bertanya pendapat ibuku tentang suatu pilihan. Setelah aku mendapat jawaban ibuku, apakah aku akan memilih pilihan yang dikemukakan ibuku? OH, TENTU TIDAK PEMIRSA. Biasanya aku memilih pilihan yang tidak dipilih ibuku, ntah mengapa itulah pilihan yang paling tepat. HAHAHAHHA

Aku sering bilang, Rissa itu selalu pilih yang nggak dipilih sama Mama, tapi kenapa ya selalu benar? ucapku sambil tertawa.

Tapi ada beberapa case, intuisiku mengikuti pilihan ibuku, ketika Ia menjelaskan hal-hal yang bisa masuk ke dalam pikiranku, yang sebenarnya hal itu cenderung sudah aku pilih sejak awal, jadi aku lebih mudah memutuskan untuk 'Oh iya benar juga kata mama, oke pilih yang mama pilih.'

Udah ya segitu aja, mau move ke tulisan lainnya. Tapi pada dasarnya, aku pernah merasakan sedih, menangis, dan terpuruk. Cuma kalian aja nggak pernah lihat. Cerita sedihku sering disambut komedi, karena ntah lah, dari intro aja biasanya kalian udah ketawa kalau aku crita sedih. Jadinya aku ketawa juga. Sebenarnya itu aku pas sendirian sedih loh hahahahaa

Yaudah byeee.. Aku move ke tulisan berikutnya.

Diselingkuhi

 20/10/2024

Hai, sudah lama sekali ya aku tidak mengunjungi diriku sendiri.

Ketika aku buka ini, yang aku lakukan pertama kali yaitu memposting tulisan yang masuk ke dalam kolom draft, tulisan yang aku sudah tulis ketika aku masih muda, sempat kuposting, kemudian kusimpan didraft lagi. Aku masih muda dengan segala konflik2 menyebalkan itu.

Lalu aku melihat di tahun 2023 aku memposting hanya sekitar 2 atau 3 tulisan di tahun itu, namun tahun 2022 menghilang. Aku tidak menulis sama sekali.

Tahun 2022 adalah tahun yang penuh dengan kebahagiaan dan bergejolak konflik. Dilanjutkan tahun 2023 yang penuh dengan air mata.

Sebenarnya 2022 itu banyak kisah menarik yang bisa aku tuliskan, tapi ada sedikit rasa syukur moment itu tidak aku tuliskan. Ntah bagaimana menyakitkannya jika aku membaca ulang moment 2022 itu sekarang.

So, sedikit aku akan membukanya di sini.

2022 adalah moment aku bertemu dengan seorang lelaki. Secara visual, dia oke tapi bukan yang tertampan di antara yang lainnya. Dia tinggi, kulitnya bersih. Pertama kali kami bercincang melalui media sosial, ntah aku atau dia yang menemukan satu sama lain.

Seirock Ya Radio Dalam, pertama kali kami bertemu. Berbincang banyak hal, aku yang paling banyak bicara karena aku memang suka bicara. Kami sempat membahas tentang realitionship, sempat aku bilang bahwa aku di usiaku 27 tahun saat itu, aku menginginkan hubungan yang serius. Begitupula dengan dia, yang "katanya " memiliki visi misi serupa.

Tapi ya sudah, aku merasa itu pertamuan yang menyenangkan sekaligus biasanya saja. Tidak ada rasa menggebu-gebu padanya. Aku juga tidak terlalu antusias dan merespon  pesan-pesannya. Tapi dia selalu berusaha muncul. Hingga akhirnya kami sering berjalan bersama.

Tidak pernah terbersit bahwa 'dia orangnya,' karena ntah lah, aku tidak menyadari apapun yang aku rasakan. Aku tidak percaya aku bisa sangat mencintainya.... pada akhirnya.

Dia terus berusaha hadir, terus menuntut, dia juga terlihat lucu dan menggemaskan. Kadang aku sengaja mengerjainya, dengan mengatakan 'aku akan meninggalkannya,' dan wajah sedihnya sampai sekarang terus membekas diingatanku hingga sekarang, saat kami sudah tidak lagi bersama.

Hingga sampai pada hari itu, Ia ingin kami memiliki hubungan. Dia berjanji "akan menikahiku, jika aku sudah mulai menyayanginya." Dia bahkan membebaskanku untuk mencari lelaki lain sambil menunggu sampai aku bisa memiliki rasa sayang padanya. Ini hal yang begitu gila dalam pikiranku. Tapi saat itulah, aku mulai melihatnya.

Tapi sayangnya, perjalanan kami tidak semulus itu. Banyak pertengkaran yang terjadi, dia banyak mengekang dan menuduh. Aku yang saat itu sangat suka melakukan banyak hal, selalu terhambat. Tapi, aku adalah aku. Aku tidak menghiraukan dia, aku tetap melakukan apa yang aku suka. 

Saat itu aku ingin pergi konser, yang aku kira kita bisa pergi bersama. Kita sudah sering membahas konser itu. Tapi ternyata dia memilih pergi bersama teman-temannya. Sebenarnya diam-diam aku sangat sedih, tapi aku bukan orang yang mengekang kesenangan pasanganku. Jadi, yasudah gapapa dia pergi sama teman-temannya. Ya sudah, aku beli tiket konser itu sambil mencari teman yang bisa diajakin nonton konser. 

Vio, waktu itu rekan kerjaku, dia lelaki, aku dan dia udah kayak kakak dan adik. Ini mungkin sulit dipahami sebagian orang, tapi sejak kuliah aku telah menyadari bahwa aku tidak pernah menyukai temanku sendiri. Kayak "najiss aja gitu." Aku selalu menganggap teman lelakiku seperti perempuan, jadi jatuhnya seperti lesbi kalau aku punya perasaan.

Ya memang Vio yang saat itu respon cepat dan bisa diajakin nonton konser. Lagipula kalau aku nonton sendiri, aku bingung bagaimana pulangnya. Lokasi konsernya jauh, di Ancol. Pesan transportasi online juga bakal lama nunggunya, rame, sendirian. Keselamatanku lebih penting. Tapi sepertinya mantanku ini, kita sebut saja inisial R, dia tidak suka. Tapi di sisi lain, dia tidak memberikanku solusi sama sekali. Dia malah memintaku pulang sendiri saja. Aku tidak habis pikir dan emosiku memuncak, mengapa dia mengabaikan kondisi dan keselamatanku? Dia tidak ada menawarkan diri untuk menjagaku sama sekali. Hal yang terpenting baginya hanya ego dan perasaannya saja yang tersakiti karena aku pergi konser sama teman lelaki.

Aku tidak mau menyalahkan orang lain di sini, tapi saat itu tindakannya membuatku juga memilih egois. Aku tetap ingin menjalani hal yang aku suka. Aku berpikir, masa aku tidak bisa nonton konser karena dilarang sama dia? aku juga beli tiket konser pakai uangku sendiri loh.

Yasudah, aku mengabaikan perasaannya aku tetap pergi dan menikmati pengalamanku. Kami sempat bertemu bersama di area konser, tapi itupun ada sedikit konflik. Aku dan teman-temanku menunggunya, tapi dia tidak muncul2. Ah sudahlah. Lalu ada moment juga yang memang kondisiku terpaksa saat itu, yang memang menyakitinya. Tapi aku benar-benar terpaksa, tak ada niat dan tak ada sama sekali yang terjadi. kayak i swear to god, gue berani jaminn.

Setelah kejadian itu, dia bercerita dengan teman-temannya tentang buruknya diriku. Ia bercerita tentang aku pergi sama lelaki lain lah, atau apalah, aku tidak tau bagaimana cara dia bercerita pada teman-temannya versinya. Dia mungkin tidak bercerita dari sisi dan keadaanku saaat itu. Aku tidak tau seberapa besar rasa benci teman-temannya padaku mendengar akulah penjahat satu-satunya, pergi konser sama teman lelaki tanpa merkea tau kondisiku saat itu.

Aku juga pernah tak sengaja bertemu teman-temannya di kosan temannya, saat itu teman-temannya tampak tak melirikku sama sekali, tidak menyapa, dan si R ini juga tidak memperkenalkanku sama sekali. Aku sempat pamit pulang pada temannya, tapi direspon tak acuh.

Sejak itu pula, aku tidak pernah mau setiap si R mengajakku hang out sama teman-temannya. Buat apa? buat apa nongkrong bersama orang -orang yang jelas-jelas tidak menyukaiku sama sekali? Aku sudah dibuat jadi penjahat kok dari versi si R ini.

Kemudian, kami pernah ada omongan untuk ngetrip ke bali. Sebenarnya perbincadangan awal kita kenal itu, ya soal trip Labuan Bajo. Waktu itu kita sama-sama pernah ke Bajo, hingga akhirnya jadi banyak hal yang kita bagikan soal pendapat kita. 

Tapi saat itu, dia menolak untuk aku ajak trip ke bali padahal aku sudah ambil cuti. Padahal dia sendiri yang bilang, dia bisa cuti kapan saja, beda denganku yang ribet tiap pilih tanggal cuti. Ternyata, di tanggal yang aku pilih itu pun  dia tidak bisa, ada acara kantor katanya. Acaranya juga bukan yang gimana banget. 

Aku cukup kesal, karena aku sudah mengambil cutiku yang berharga. Akhirnya aku mengajak temanku yang lain lagi, dan yang memang bisa saat itu temanku, lelaki. Dia juga bro ku. Aku tau sih, kayak yang mungkin dia kesel, aku enak-enak liburan di bali dan sama laki2. Tapi dia mikir ga sih, aku juga ambil cuti buat pergi sama dia, eh ternyata dia ga bisa. Masa aku harus sia-siakan. Sedangkan di hari aku cuti itu, dia lagi kegiatan kantornya, ga akan bisa kita quality time sama-sama.

Sejak itu, dia selalu menyalahkanku soal hal itu. "Ke Bali sama cowo." Hey Bro, gue kalo selingkuh, juga milih orang lah. Gue bakal cari yang lebih ganteng, yang lebih tinggi, lebih oke, sedangkan teman trip gue ini..... AH ELAAH, kan lo sendiri udah liat fotonya, nalar lu nyampe ga kalo gue ga bakal lah selingkuh sama dia? Dia hanya sebatas teman trip gue.

FUN FACT NYA:

Ujungnya kami putus, katanya "dia pengen sendiri dulu."

Faktanya parah sekali.

Bayangin, tiap minggu ada aja berantemnya karena rekan kerjaku pada cowok-cowok. Sedangkan dia framing dirinya dia adalah cowok polos, baik, ga pernah ngapa-ngapain, ga pernah main cewek. Ternyata kenyataannya bikin gue kaget gila. Main cewenya banyak, pakai framingnya sama ke cewe cewe lain, R si cowo polos, baik hati, tak pernah ngapa-ngapain. Pokoknya dia pakai mode cowo baik ini ke semua  cewek cewek yang dia deketin. Im so sorry kalau gue bilang gini, tapi emang ini kenyatanan pahit yang tidak bisa disangkal.

Waktu gue ke Bali, dia ternyata diem-diem rencana mau nyamperin cewek lain ke Yogya. dengan dalil, "kan kamu pergi trip sama cowo, makanya aku mau nyamperin dia." Cuih. kalau udah niat selingkuh, jangan salahin orang dong. Emang lu niat aja. kalo lu ga niat selingkuh, ga mungkin lu ada pikiran itu sesakit-sakit hatinya lu sama gue. dan lagi, udah berapa lama ya lu chatan seru sama cewe itu, sampe kepikiran mau nyamperin. Udah mah cewenya pacar orang.

Tapi dia ga jadi nyamperin cewek itu, katanya karena udah keduluan sama cowok lain yang sekarang jadi pacarnya cewek itu. Lucu ya, pacarnya ajak ke luar kota dia ga bisa, Eh tiba-tiba mau nyamperin cewe lain ke luar kota dibela-belain. Sakit ga ?

Lucunya, ketika si R ini ngetrip ke Bali sama teman-teman cowoknya. Eh diam-diem ketemuan di belakang gue di Bali sama cewe Yogya ini. Ya namanya bangkai, mau ditutup juga bakal ketahuan juga. Pulang dari Bali juga gue ga sengaja nemu screenshoot DM dari cewe lainnya (teman kantornya) lagi yang ngomong "sayang." Gue biasa aja karena dia bilang itu cuma becandaan sama teman.

Tiap hari minta izin mulu nganterin si cewe teman kantornya ini pulang. Tapi nge pap dulu, sama teman cewe kantornya yang ditebengin ini mampir ke sushi hiro. Gue yang kayak percaya omongan dia yang katanya "CUMA TEMAN", ya biasa aja dia bergaul sama teman perempuan. Tapi ternyata, Enaknya selingkuh, apalagi seolah gue izinin ya. Sedangkan gue yang ga selingkuh sama sekali dituduh dan dicecar terus. 

Gue ngerasa bodoh juga sih, nemenin lu versi lu masih kayak sampah masyarakat. Pesen makanan di restoran ga berani, ga mikir jangka panjang, maksa lu buat ikut makan bareng di kantor pusat kuningan biar lu di mention boss, selama ini lu ngeluh ke gue kalau lu ga dianggap sama tim lu, lu selalu diletakin kerja di Cikarang sedangkan tim lu di Kuningan. Akhirnya lu di mention sama bos lu dan dipindahkan ke kantor pusat Kuningan setelah gue paksa makan bareng itu. Ternyata, itu semua malah buka jalan buat lu selingkuh sama temen kantor lu dan akhirnya nikahin dia. Rasanya kalo waktu bisa diulang, gue bakal bodo amat pas lu ngeluh soal kerjaan lu dan gue tetap abaikan lu pas lu minta balikan, mungkin sekarang lu masih membusuk di kantor cabang Cikarang itu.

Di ending sebelum perpisahan, tak lupa lu manfaatin gue abis-abisan abis kita makan Gyukaku. Padahal lu tau kalau lu bakal pilih cewek itu. Lu selalu cerita teman kantor lu yang cewe2 nyebelin, suka korea semua, lu ngerasa mereka berisik, eh terus dinikahin juga hahaha. Kirain lu nikahin cewe lantai berapa itu, yang lu suka liatin karena pakai baju transparan. Sakit banget.

Di ending lu kelihatan benciiii bangeettt sama gue. Gue ga paham, gue selalu berupaya jadi yang lu mau. Tapi kebenciian dari asumsi lu yang menumpuk itu selalu menang, kapan sih gue selingkuh dari lu? maana pernah hati gue kemana mana, lu bentak-bentak gue tiap saat di depan umum kayak lu ngebentak anak kecil, gue malu banget orang-orang pada ngeliatin, ada ga abis itu gue nyerah? nggak kan? Sampai lu tak memperlakukan gue sebagai manusia. 

Inget ga sih? waktu gue putusin lu pertama kali karena lu ngebentak gue di depan umum gara2 nanya ke pelayan cara pesan makanan? Lu bilang "aku kaget ternyata kamu diam aja (setelah dibentak)". Gue emang galak, tapi masa iya gue bentak-bentak lu? otak lu ga jalan ya selama sama gue, cuma baik ke orang lain, jahatnya ke gue doang. Suara lu yang kenceng itu aja buat gue tertohok banget. Pulang dari itu gue nangis-nangis sambil putusin lu, walau gue rasanya ga sanggup kalau ga ada lu, gue bakal gimana.

Lalu besoknya lu benar-benar dari Cikarang nyamperin gue untuk minta maaf, lalu ngajak gue makan di resto yang jarak bangkunya deketan. Disitu lu ngomong dengan nada tinggi kalau lu gamau pisah, bla bla bla. Gue sampai tidak tau harus gimana karena semua orang melihat ke arah kita  akibat suara lu yang volume 100% itu. Sampai lu sendiri bilang "tadi suara aku kenceng ga ya?" MENURUT LO? BEGO!

Disitu kita balikan lagi, gue takut kalo ga bales pesan lu, lu bakal datang lagi jauh2 dari cikarang. Gue gamau lu sakit kalo tiap hari datang jauh setelah seharian capek kerja. Makasih ya, lu udah jauh-jauh. Perlahan, perasaan gue ke elu makin besar. Meski kita sering berantem, lu selalu mendebat apapun yang gue bahas, meski hal itu ga perlu. Padahal lu cukup dengerin dan memberikan jawaban yang tidak menyulut perdebatan. Gue herannya perkara personil keluar dari band aja, "Kamga Tangga," lu bisa mendebat gue sebegitunya. Gue sampe berkali kali bilang, kok kita ga pernah cocok ya kalau ngobrol?

Tapi anehnya, kita selalu berantem di telefon. Tapi kalau ngobrol secara langsung, kita baik-baik aja.

Kecuali di moment waktu kita putus pertama kali ya, itu lo berubah parah. Gajelas. dichat baik-baik aja, tapi pas ketemu gue langsung jutek parah. Alasannya "AKU CAPEK." Emang ada ya? manusia yang ga capek di dunia ini? Jelek banget lah sifat lu itu, lu memperlakukan gue kayak bukan manusa. Begitupula setelah kita balikan kedua kali, lu memperlakukan gue jauh lebih parah dari pada yang pertama. Mungkin karena lu udah punya back up cewe yogya yang diam2 lu temui di Bali dan cewe kantor yang masuk dalam radar dan budget lu itu ya, makanya ngebuang gue juga gapapa. Setiap hari tiada hari tanpa lu menyakiti gue. Gue bingung setiap hari, salah gue apa, tapi lu tidak pernah bahas. Ternyata, lu punya masalah sama selingkuh2 an lu itu ya, lampiasinnya ke gue.


ELU BRENGSEK.

Gue gatau sih, gue itu sayang banget sama lu. Benar-benar lu lelaki yang gue pernah ada bayangan bakal menikahi lu suatu saat nanti. Tapi di satu sisi, gue pengen Tuhan membalas lu dengan separah-parahnya. Gue selalu berharap lu merasakan yang lebih parah, seperti tenggelam dan nafas lu terasa sesak saking lu ngerasa sakitnya tidak bisa menghirup udara. Itu doa-doa yang sempat gue sematkan ketika gue memikirkan kebrengsekan lu. Tapi terbersit juga, gue pun ga tega memikirkan lu menderita. Benar-benar sesayang itu gue sama lu. Air mata gue ga pernah abis kalau udah ngebahas lu. 

Udah ah, capek ngetiknya, gitu deh. Jadi gitu kisah gue di tahun 2022, tadinya isinya mau bahagia, tapi males nulis kebahagiaan karena udah semu semua, udah dikotori sama kejamnya manusia. Jadi sebenarnya ini sekaligus kisah 2023 yang penuh dengan air mata. Makasih ya diriku, next time gue cerita hal lainnya ya. Gue mau coba sering-sering mampir kesini.



18/02/17

Sungguh membosankan,

Entah berapa tingginya derajat celcius siang ini, hawa panas menyeruak di balik baju yang berwarna tidak menyerap panas, hitam. Sangat gerah rasanya di dalam kamar persegi panjang yg tidak terlalu besar ini,  tanpa jendela karena Kamar ini berada di ruang tengah, kiri dan kanan nya adalah ruangan lain, tiada akses untuk mencari celah udara dari dari alam luar. Jika ingin secuil udara, harus membuka pintu kamar, lalu masuklah udara yang didapat dari ruangan lain yang memiliki pintu akses keluar rumah.

di ruangan ini sekarang  terhampar 4 manusia termasuk diriku, yg kian waktu kian bertambah manusianya. Ada yg sekedar masuk lalu beberapa menit keluar, ada pula yg menetap diam.
Sebenrnya kamar ini di isi oleh 3 orang , tp krna demam korea yg lumrah disebut drakor melanda, jadilah kamar ini ramai..
Aku membaca kata demi kata sebuah novel karangan ninit yunita berjudul test pack. Setiap lembaran berisi keluhan seorang wanita yg sangat menginginkan anak. Selalu di ulas dan di ulas di tiap lembarannya, tapi cukup bnyak kalimat indah dan peaan tersirat yg baik di novel ini, selain iyu bnyak isrilah yg memberikan informasi trbaru.. kita tidak hanya di hibur tp juga di edukasi. Tapi lama lama aku jengah, dari awal hingga halaman 61, isinya tata mengeluh ingin mempunyai anak. Alur nya agak terlalu datar hingga halaman 61..
Aku pun tidak fokus lagi membaca, bosan, aku pun mulai mencoba tidur, begitu lelah tadi malam begadang menonton film horor sendirian berjudul oija blabla evil.. 
Tapi entah mengapa aku tidk bisa tdur, tdk fokus, di tambah suara2 dari luar yg bgitu berisik, terlebih lagi kamar ini amat pengap..
Aku melihat tito yg sudah mandi dia beranjak akan pergi, buru2 aku meminta memory camera ku yg sblm nya ia pinjam. Dia bertanya mengapa aku meminta memory ku, aku mau kmana, 'jujur aku hanya kepikiran ketika barang2 ku di pinjam oleh orang lain, trutama yg cukup menguras duit anak kosan jika ada sesuatu yg terjadi pada benda itu. Tapi tidak juga, bahkan jika penjepit jemuran dan cermin kecil ku di pinjem org aku ingin mereka segera mengembalikan.' Aku sudah cukup kapok untuk mempercayakan barang2 milik ku ke orang. Karena tidak sedikit orang yang merasa empati dan simpati jika terjadi sesuatu terhadap barang yg mereka pinjam..
Contoh nya saja kemarin, di kamarku, ada yg meletakkan laptop, lalu ada gelas yg jatuh, dan ternyta tutup gelas minumn itu bolong dan membasahi laptop yg entah milik siapa itu. Tiba2 satu orang mengagetkanku dan berkata :
Satu : eh ini laptop siapa ? Ya ampun ini ada air tumpah basah semua
Aku : hah ? *aku langsung kaget
Satu : *mengangkat laptop dn memerengkannya hingga air di atas laptop berjatuhan di atas karpet.
Aku : eh ini laptop punya siapa? *memperhtika dengan tatapan terpana, buset*,
Satu : gatau 
Satu : yaudah deh aku pinjem laptop deh , pinjem laptop kamu aja..
Aku : sok ...*silahkan..
Satu : *buru2 mengambil laptopku, dan mencampakkan semua yg ada di atas laptopku, disana terdapat buku, 3 flashdisk, 1 earphone di campakkan begitu saja dari ataas laptop..
Aku : *menatap barang2 yg di campakkan itu.
Satu : sorry2 ya, *mungkin dia membaca wajahku. Kebetulan satu adalah anak psikologi, dia sangat peka.
Lalu si satu pun pergi buru2 membawa laptopku dan meninggalkan laptop yg basah kuyup. Wat ?
Gue pun mempersiapkan kata2 untuk mengumumkan laptop yg basah kuyup ini, cukup sulit , krna aku tidak pandai dalam merangkai kata langsung lewat lisan..
Aku : eh kalian, gini, tadi satu masuk kamar, trus itu , jadi ada gelas jatoh, dan tutup gelas itu bolong. Trus kena laptop. Kira2 itu laptop siapa ya ? 
Dua : laptop abdi *laptop saya* buru2 menuju kamar di ikuti yg lain.
Dua pun langsung mengambil laptop nya yg masih basah, dan lampu power pada laptop tersebut nyala mati nyala mati, mungkin efek dari laptop tersebut habis batrey... di situ semua orang langsung menghindar dari kesalahan ,
Tiga : "abdi dari tadi jarang ke kmar, sering nya diluar kamar"
Empat : "aku tdi sring di luar jrang di kamar.
Ya terus? Yang slalu di kamar adlah org yg jadi tersangka, malah krna kerjaan bolak balik kali jadi lebih leluasa menyenggol sesuatu. Lagipula secra logika aku tidak berda dekat dengan gelas dan laptop ku berada tepat di damping laptop yg basah. Tp aku sedang tdk melihat laptop ku, aku sedang baca novel. Kalo udh begini rasanya pemilik kamar dan orang sepnjang hari ada di kamar adalah org yg turut bertanggung jawab walau tidak tidak tahu apa2.. tai..
Lagian aku bingung aja, kenapa sih merekaa suka letakin smua barang2 nya di kamar kita (aku, dan 2 reman lainnya??) bukan suka letakin aja sih, tapi juga suka minjem.. handphonelah, laptoplah,almamater, baju, smua diletkin di kamarkita. Padahal gue pinjemin terminal di kamar 1 nya, tapi tetap aja dmua di kamar kita. Dan gue bingung nya sampe casan juga minjem, kenapa sih? Ga masuk akal banget mereka kesini untuk netap dalam sebulan tapi ga bawa casan sama sekali. Ya iyu , kalau barang banyak tangan yang pakai, ketika rudak , smua langsung menghindar kaya menghindari tai ayam di jalanan.
Kembali ke laptop, aku pun turut menemaninya mengeringkan laptop, lalu dia menjemur laptopnya di matahari, aku hanya menyuruh nya rdk menghidupkan laptop nya hingga kering, tapi dia membawa laptotnya ke matahari.. aku pun mengikuti saja, dia seperti mau nangis krna laptop nya basah kuyup, aku pun coba menenangkan, aku jg bingung, kenapa aku ikutan gaenak, apakah efek perkataan "abdi ge dari tadi di luar terus jarang ke kamar", *dalam hati gue: tapi lu dari tadi mondar mandir kamar ngambil barang2 kampret ..
Lalu setelah itu, dia tak sabar untuk mencoba menghidupkan laptopnya krna merasa laptop nya sudah agak panas terkena matahari.. aku melarang krn , itu laptop habis batre dan otomatis harus dicolokin, ops, tidak bisa bgitu dong, nnti kalo korslet seluruh rumah krna laptop nya yg masih berair dibagian dalam mesinnya harus bagaimana?
Akhirnya dia menunggu laptip nya bermalam, dan di masukin dalam beras, entah lah , aku tidak mengerti..
Lalu si dua berbicara , 
Dua : tadi laptop aku di pinjem sama si satu terakhirnya. Aku kan gatau aju tadi baru puang dari kota..
Aku : "tapi si satu tau kalo ini laptop kamu?" *menanyakan pertanyaa. Paling tolol sedunia*
Dua : ya taulah, kan dia yg pinjem.
Dalam hati gue : "hah? Tadi pas gue tanya si satu, "eh itu laptop siapa? " dan di menjawab "gatau" , bahkan gue nanya sampe berulang kali sma dia*tp ga gue cantumin pada dialog diatas* , tapi dia tetap menjawab "gatau" , gue hanya berkata dalm hati, kebrengsekan macam apa ini ??
Lalu stelah kejadian laptop aku naik kelantai atas untuk mengecek jemuran, gue makin bete lagi, jemuran gue di pindah2in terus ke area yg basah, gilak, jemuran gue 3 hari ga kering2 kalo gini terus, anjrit..trus parahnya lagi jemuran gue nempel sama daleman2 jmuran2 lain, yg nempel banget gtu, sampe jemuran gue iktan basah kaya baru beres di cuci, lalu, ini belum berakhir, itu daleman2 perempuan bau ketekk.. hoeks, gue langsung pindahin jmuran gue dan bilang "BAUK!" , gue emang sring ngomong sndiri kdang, dan bodo amat ni jemuran di depan kamar jndela ksmsr cowo yg lagi kebuka,gue masuk kemar ngomel2 , sambil ngomong 'anjir' berulng kali, di depan pintu kamar gue ada anak2 lain yg yg lagi ngbrol2, biarin biar nyadar, kesel gue. Kelakuan kaya kampret..
Selanjutnya, gue pun krna kejadian laptop basah gue langsung luntang lantung cariin laptop gue yg sebelum nya di pinjam si satu, dan itu laptop udh pindh tangan sama tmn cowo lain di teras.. itu laptop gue jagain sampe beres di pake. Gue masih nyantai di teras walau lptop sudah beres di pake, yg lain udh kedalam gue sndirian di luar. Gue emang kaya zombie disini, lbig sring sndirian, krn gue jarang nyambung ngbrol ramai2.. tiba2 dari dalam si satu nongol , "hai" katanay, gue menatap nya dengan tatapan maut banget, gue hanya mengangkat alis menyambut hai nya dan balik melihat hape..
Aku melihat jelas sekilas, dia tampak terhenyak, dia masih terdiam di posisi menatapku, lamaa cukup lama, kaya patung, lalu dia kembali kedalam..
Lalu, gue langsung matiin itu laptop dan beres2 kamar .. tapi tiba2 si satu dtang mau pinjam lptop untuk print, ih gilak, ini artinya laptop gue akan di bawa ke suatu tempat dan entah apa yg di lakukan pada laptop gue , entah itu di perkosa atau di cabuli *eh garing*, gue pun langsung mencari alasan , laptop aku panas baru di matiin, dan temen sekamar gue yg biasanya kita curhat bsreng dan lagi sama2 kesel.krna kjadian laptop ikut cari alasan juga krna laptop nya mau di pinjam jg.. stelah si satu pergi, entah mengapa kita langsung ktawa licik yg paling berhasil banget gitu. ngakak nya sampe lama.. hahaahahahahagaagagagagagaga , sampe gue nulis ini aja senyum2 sndiri..
Begitula hari kejadian laptop...
Balik lagi ke hari ini , hari ini masih dengan bahasan2 laptopers.. 
Dua : risa , ternyata laptop basah tuh gaboleh di letakin langsung di matahari, ntar bisa meledak
Aku : oh, aku kan ga ada suruh letkin di matahari, aku suruh keringin Aja, diemin
Dua : siapa sih kmrn yg blg matahari, teh lela ya ?
Aku : iya. *aduh , sialnya gue bilang iya secara reflex , padahal sbnrnya masih ambigu, krna emang tiba2nya dia sndiri yg beranjak ke depan mengeringkan laptop nya. Gue berasa kaya menghakimi org femgn 1 kata padahl gue gtau apa2*
Aku : *jelsin lagi kronologis scara jelas, krna rasanya org yg dikamar spertinya saasaran paling empuk..
Dia : "bisa aja kesenggol koper ini..
Aku : "aku gatauk. ,pkoknya aku gatau itu air udh tumpah aja.."*intinya dia kaya pengen tetap menyatakan bahwa kemungkinan bisa jadi oknumnya aku, tapi aku bodoamat. lagian buat senggol kopersevesar ini butuh kekuatan yg amat ekstra keleus. Masih mending ya gue lgsg ngasih tau itu air tumpah, coba gue gaperduli gtu aja gmna coba ?
Aku : "ya pkoknya gini, kenapa taruh barang2 disini sih?. Ntar ada apa2 yg punya kamar ikut2 an. Gausah taruh barang2 lagi deh disini *gue ngomong agak keras*
Dua : iya, aku ga nyalahin sih , ini jg yg pakai terakhir kan si satu blablabla *mulai agak takut aura mukanya*
Temen sekamar: "iya teh, tapi kuta yg punya kamar kan jadi gaenak gtu teh kalo ada apa2.."
Aku : "iya kita nya tug gaenak, ntar kalo ada apa2 kita nya juga yg ngerasa gmna2.. " , 
ya lo pkir lah pakai logika? kita yg punya kamar, kita otomatis mondar mandir di kamar, atau menetap dan istirahat di kamar, yg scara tifak langsung kalau trjadi pada barang2 elektronik fikamar org yg pertama kali di tanya adlah pemilik kamar.. kesel gue rsanya. Lagian gue slh ya terlalu perduli sama laptop lu, gue jadi kaya yg ikut bertanggung jawab sma laptop lu. Yg laib malah masa bodoh, bahkan yg pinjam dan terlantarin laptop lu juga masa bodoh.. jadi initinya disini, jika ada org kena musibah sebaiknya menjauh dan hindari..
Cerita diatas seperti ny melanglang buana hingga menceritkan kisah 2 hari, kembali ke cerita hari ini..
Aku memutuskan untuk membaca novel test pack di teras karna panas , gerah dan tidak bisa tdur..
Aku membawa tango vanila untuk cemilan, tiba2 salah satu cowo keluar dan berbasa basi, lagi apa, aku mnjawab, ngemil.. aku tidak akrab sama anak2 cowok di kelompok ini, paling aku agak sring ngbrol sama tito, itu juga krna ada kepentingan2.. lalu aku melihat si cowo ini berjlan kepinggir jlan sambil membawa sebungkus mie sedap.. aku berkata dalam hati : "ini orang mau ngapain?" , dia berdiri dipinggir jalan seperti mau nyebrang, beberapa menit kmudian dia balik lagi..
Aku pun iseng bertanya : kamu ngapain?
Dia : pgen makan, lapar
Aku : sedih~
Lalu dia mssuk kedalam rumah, tapi kemudian dia keluar lagi..
Dia keluar tapi kemudian jalan menuju jalan raya, dia masih melakukan hal tadi, tapi skrg sambil jalan sedikit lalu melihat lagi ke arah datang nya mobil, aku pura2 baca novel sambil melihatnya , aku ketawa2 sndiri, menutupi muka ku dengan novel, karna sesekali dia lihat ke arah belakang, sumpah itu orang ngapain sih??? Tuhan? Wkwkwkwkwkwkwwk
Dan yg terjadi selanjutnya, dia balik lagi kerumah stelah berdiam dan berjalan sdikit2 di pinggir jalan.. aduh dia knapa sih ?????? Masih ga paham. Lucunya dia bengong2 di pinggir jalan sambil bawa sebungkus mie sedap warna ijoooooo... wkwkwkwkwkkw
Pada akhirnya dia pun mndapat pbcwrahan, tmn2 lain pulang bawa jajanan, dan dia di beri ptunjuk tmpatjajan murah tersebut. Dia pun pulang membawa jajanan dan memenuhi hasrat laparnya..