Rissa Indrasty

My Photo
Jakarta , Jakarta Selatan, Indonesia
seafairy | journalist | artist | musician | artworker | traveller

Jadi Rissa Enak Ya!

 15/11/2024


Hari ini aku membuat keributan kecil karena kehidupan terlalu membosankan. 

Aku menggoda rekan kerjaku sampai dia tersipu malu tak terhingga. Hati dan perasaannya terombang-ambing saat kukatakan bahwa ada anak lantai 2 yang menyukainya. Dan aku, sukses ketawa ngakak bersama teman-teman lainnya di sorehari menjelang pulang. 

Aku tau, aku dan yang lainnya betul-betul lelah bergumul dengan kebosanan ini. Aku merasa semua orang terlihat banyak masalah, pikiran mereka gaduh. Aku gaduh dengan perasaan bosanku yang tidak berprogress ini, sementara mereka gaduh dengan masalah hidup mereka masing-masing,

Lalu lanjur kami makan bakso, karena produserku bilang ingin makan bersama. Itu hal yang sudah lama tidak kita lakukan, dulu cukup sering, awal-awal menjadi anak baru di kantor. Lambat laun kebiasaan itu hilang bersama kesibukan kita masing-masing. Semua terasa melelahkan sehingga kita lebih mengungguli merebahkan diri di kasur, badan terasa jauh melegakan.

Usai kita makan bakso, produserku sambil mem-puk-puk pahaku mengatakan...

produser: "Hidup yang gue pengen itu jadi Rissa..."

gue: "Hah? kenapa gue"

produser: "Ya ga perlu ketemu orang-orang rese itu..."

Seketika semua terulang dipikiranku, ntah orang ke berapa yang berpikir begini, "hidup lu enak terus ya," "hidup lu enak banget ya," "beruntung banget sih lu."

Bahkan, ibuku sendiri selalu bilang, "Eh Rissa, bisa ya semua apa yang kau mau itu pasti diwujudkan sama Allah." "Tuh lihat, apa yang kau mau dari kapan itu loh yang terjadi."

Nostalgia lagi aku ketika itu, aku bilang pada mama, "Ma, rissa ga akan mau apply2 kerja di tempat lain, pokoknya mau disitu aja udah."

Mama: "jangan gitu, ga akan bisa kalau nggak ada orang dalam," itulah kalimat yang selalu saja diulang-ulang ibuku setelah aku lulus dari bangku kuliah.

Ntah kenapa kenyataannya bumi selalu berkontra dengan perkataan ibuku, 2 hari kemudian, aku diterima di perusahaan itu. Perusahaan aku berkelana pengalaman selama 5 tahun, Kompas Gramedia.

Ntah mengapa, dari dulu aku sama dan ibuku itu selalu punya hal berbeda, kita lebih sering saling kontra. Ntah itulah hubungan ibu dan anak perempuannya, atau memang... ntah lah.

Bahkan, aku sering bertanya pendapat ibuku tentang suatu pilihan. Setelah aku mendapat jawaban ibuku, apakah aku akan memilih pilihan yang dikemukakan ibuku? OH, TENTU TIDAK PEMIRSA. Biasanya aku memilih pilihan yang tidak dipilih ibuku, ntah mengapa itulah pilihan yang paling tepat. HAHAHAHHA

Aku sering bilang, Rissa itu selalu pilih yang nggak dipilih sama Mama, tapi kenapa ya selalu benar? ucapku sambil tertawa.

Tapi ada beberapa case, intuisiku mengikuti pilihan ibuku, ketika Ia menjelaskan hal-hal yang bisa masuk ke dalam pikiranku, yang sebenarnya hal itu cenderung sudah aku pilih sejak awal, jadi aku lebih mudah memutuskan untuk 'Oh iya benar juga kata mama, oke pilih yang mama pilih.'

Udah ya segitu aja, mau move ke tulisan lainnya. Tapi pada dasarnya, aku pernah merasakan sedih, menangis, dan terpuruk. Cuma kalian aja nggak pernah lihat. Cerita sedihku sering disambut komedi, karena ntah lah, dari intro aja biasanya kalian udah ketawa kalau aku crita sedih. Jadinya aku ketawa juga. Sebenarnya itu aku pas sendirian sedih loh hahahahaa

Yaudah byeee.. Aku move ke tulisan berikutnya.

0 comments:

Post a Comment

jengggggggg