Rissa Indrasty

My Photo
Jakarta , Jakarta Selatan, Indonesia
seafairy | journalist | artist | musician | artworker | traveller

Moment di Kelas Page 1

Aku duduk di salah satu kursi di bangku paling depan, bangku paling depan adalah posisi favoriteku dikelas. Satu kursi yang langsung menyambung pada meja kecil, kursi – kursi yang memang biasanya terdapat pada kampus – kampus pada umumnya di indonesia.

Aku sedang bercakap – cakap dengan salah satu teman yang duduk di sampingku, rosi. Rissa dan Rosi, dulu kami disebut – sebut tidak pernah berpisah. Karena sering sekali bareng – bareng, kemana – mana bareng, dimana ada rosi di situ ada rissa. Tapi belakangan kami bosan, kami bareng nya tidak se- intens dulu karena kami juga punya kesibukan masing – masing. Tapi tetap saja kaalau ngobrol kami tidaka ada canggung sama sekali, sangat akrab.

Waktu itu adalah pergantian kelas atau jeda istirahat karena memasuki ashar. Aku duduk menaikkan kedua kaki ku ke atas kursi. Mencoba menyamankan diriku.Tiba – tiba seorang teman lelaki anak kelas berada di depan pintu mengatakan,

Wawan : “Hei, Lu... Lu dikelas kan ? titip tas gue dulu ya..” *sambil ketawa – tawa

Menjijikkan. HAHA, itu adalah satu kata yang langsung terlintas di dalam kepalaku. Wawan adalah lelaki super alim di kelas yang selalu berkemeja dan bercelana kain. Jika ia terlihat memakai jins, satu kelas langsung heboh akan menyorakinya sambil tertawa – tawa, men – cie –ciee –kan , mengejeknya dalam hal candaan. 

Wawan adalah orang yang mengatakan dengan telak di muka teman – teman bahwa gayaku itu seperti remaja – remaja tahun 80-an, yang semakin menyadarkan diriku betapa mengerikannya style ku. Lalu , kalau sedikit saja aku diam, wawan langsung mengatakan “tumben si ieu sopan”, HUFT. Selain itu, wawan selalu berbicara dengan menggunakan bahasa yang halus dan dia juga suka bercanda. Sekarang, ia sedang bercanda. Memakai kata – kata “gue, elu” . Biasanya “saya , kamu” . Kadang kepada teman laki – laki lain dia pakai kata “maneh”.

Selagi wawan yang berulang kali berkata – kata mengenai titip tas dengan GUE – ELU nya, tiba – tiba seorang lelaki mengataiku.

Azam : “eh kamu tuh jadi cewe harus anggun” *mengomentari cara dudukku*

Belum sempat aku menimpali jawabannya, tiba – tiba rosi mencelanya untuk membelaku.

Rosi : “Hehhh, *geraman* Anggun – anggun , huh” *meremehkan.

Aku : “memangnya cewekmu anggun ?”

Azam : “sedang berjalan ke arah anggun”

Wawan : “Eh, lu dikelas kan? Gue titip tas ya !”

Aku : “sumpah ya, nih orang minta di gorok..”

Wawan : *nyengar – nyengir*

Aku lupa percakapan apa yang selanjutnya terjadi, hingga akhirnya aku minta tos ke wawan, yang jelas waktu itu si wawan sependapat denganku.

Aku : “Wan, Tos ??!”

Wawan : *diem aja*

Aku : “oh ya,kamu kan ikhwan terjaga”

Wawan sangat menghindari bersentuhan kulit dengan wanita. Tapi aku, adalah manusia yang selalu menganggunya. Aku sering menggodanya dan menganggunya dengan berpura – pura akan menyentuhnya dengan satu jari. Dan dia akan ketakutan dan mundur sejauh – jauhnya.

Azam : “Sini sama aku”

Aku : “ah, kalo kamu mah emang senang nya megang – megang cewek”

Azam : *nyengir*

Azam adalah cowok terganteng di kelas. Kenapa ? Ya emang tampangnya lumayan dan banyak sekali ternyata anak perempuan dikelas yang mengakui menyukainya. Ya, dan juga dia jago juga modusin cewek. Tapi, kadang dia suka O’on. HAHA. Pernah suatu kali dia melakukan hal mengerikan , pas kuliah aku kebetulan duduk di sampingnya, tiba – tiba dia meletakkan sesuatu ke punggung tanganku. Sesaat aku terdiam dan melihat dengan seksama dan langsung teriak ketika telah menyadarinya.

Aku : “AAAAAKKK ! IIIIIIIHHHHHHHH!!!! GAAAMAAAU!”

Azam : *nyengir bahagia sambil meletakkan benda itu lagi dipunggung tanganku. Jadi sekarang jumlahnya ada DUA*

Aku : “AAAAK! AZAM! Rosiiiiiii GAMAAAAU !!!!! JIJIIIIIIIK!”

Rosi : “Itu Apa ??” Melihat ke punggung tanganku

Aku : *melihat ke arah azam*

Azam : *senyum – senyum sambil memegangi dagunya*

Aku : “Ihhhhhh ! jenggoooot azaaaam!! Iiiih jiiiiijiiiik! GAMAUUUUU !!” *sambil menyodorkan tanganku ke arah rosi. Rosi menjauh sambil mulai tertawa. Dan dengan ganas, aku menggosokkan punggung tanganku ke baju rosi.

Selanjutnya yang terjadi si azam menarik- narik jenggotnya yang baru tumbuh sekitar 1 cm itu dan mulai menakut – nakuti ku dengan menyodorkan jenggot yang telah berhasil dia cabut dari dagunya. YIAAAKS !!! Pada keesokan harinya dia menyapa sambil memegang dagunya. Aku langsung menjauh dan menatap jijik. Ternyata itu adalah kode bahwa ia baru saja mencukur, jadi dia saat itu sedang tidak bisa memberikan jenggot 1 -2 helai menjijikkan itu.

Balik ke moment di kelas ,

__To Be Continued__

0 comments:

Post a Comment

jengggggggg