Rissa Indrasty

My Photo
Jakarta , Jakarta Selatan, Indonesia
seafairy | journalist | artist | musician | artworker | traveller

Sang Penyihir Semangat


                Matahari pagi menjelang siang menyelimuti wilayah Cibiru, Kota Bandung.Panas nya matahari yang memancar dengan ganas seakan-akan ingin menjilat dan melenyapkan apapun yang ada di depannya dalam sekejap.Sepertinya dewa matahari bangkit dari tidur panjang nya setelah belakangan lelah berperang, melawan awan abu-abu cumolonimbus yang ta tidak ingin kalah bersaing menunjukkan kehebatannya kepada Bumi.
                Bukan hanya panas yang sedang di hadapi Bumi bagian Cibiru kala itu, tapi juga hamparan Carbonmonoksida yang seperti akan memakan habis oksigen menghiasi jalanan yang padat.Pohon-pohon yang berada di sekitar jalanan yang ikut andil mempertahankan oksisigen kala itu, ikut kewalahan akibat asap-asap hitam kendaraan umum yang sudah sudah rongsok dan asap-asap rokok dari para pria-pria berkulit hitam yang saling beradu mendapatkan orang-orang yang ingin kembali pulang karena mrerindu pada tanah lahir.Sekan tidak perduli betapa sesak nya nafas demi memperoleh oksigen, para pria berasapkan rokok tersebut tetap mencari penumpang.Mungkin mereka lebih menyukai karbonmonoksida.
                Berbeda dengan pria penghisap rokok, para mahasiswa yang berkuliah di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung kala itu sedang menghadapi problematika yang rumit.Ganas nya matahari yang menghanguskan kulit dan membuat gerah, nafas yang terengah-engah karena berjalan kaki dengan terburu-buru karena takut matahari akan menyantapnya , oksigen yang jumlah nya sedikit pada saat kondisi seperti ini, membuat para mahasiswa sangat malas untuk menghadapi perkuliahan kala itu.
Selain kondisi di luar, kondisi di dalam mahasiswa pun ikut serta menambah kepenatan para mahasiswa.Banyak nya tugas-tugas yang deadline pengumpulannya di saat bersamaan, membuat para mahasiswa tidak bisa menahan serangan luar biasa  untuk tidak tertidur dan badan yang sangat meriang akibat begadang,bukan karena insomnia tapi karena memaksakan diri mengerjakan amanah dan kewajibannya sebagai mahasiswa.Tapi hal itu terlihat berbeda dengan para mahasiswa Jurnalistik  4 D, mereka malah tampak datang lebih awal dan asyik bersenda gurau di depan ruangan kelas.Gedung yang letak nya paling jauh dari fakultas lainnya dan juga gedung yang letaknya paling atas sehingga para mahasiswa harus lelah mendaki, yaitu gedung Z- 10 Fakultas Ilmu Komunikasi.
Mahasiswa Jurnalistik 4 D kala itu sedang menunggu sosok lelaki yang sangat menginspirasi.Sosok yang selalu memicu dan membakar semangat para mahasiswa.Sosok yang bertubuh kurus , kecil dan mengenakan kacamata berbentuk  bulat layak nya Harry Potter yang bisa menyihir suasana menjadi lebih baik dengan sekali ayunan tongkat sihir.Sosok yang sangat tepat untuk menjadi panutan, sosok yang berjalan cepat dengan menenteng tas ransel hitam besar nya di balik punggung kecil nya.Sosok tersebut terlihat dari kejahuan dan semakin jelas saja wajah yang tampak serius.Ya, sangat serius untuk memberikan ilmu-ilmu dan jasa-jasanya kepada para mahasiswa, yaitu Bapak Drs. AS Haris Sumadiria, M. Si.
Sosok yang mampu mendaur ulang pikiran mahasiswa menjadi kembali ke pengaturan awal, mampu membuat pikiran mahasiswa menjadi segar kembali.Sosok pengajar yang sangat di siplin, tetapi beliau selalu bisa membuat para mahasiswa untuk betah di kelas.Guyonan-guyonan yang edukatif sangat mampu menggelitik perut para mahasiswa hingga tidak mampu lagi menahan bagaimana tawa asli mereka.Semua tertawa sampai suasana ricuh dan tidak jarang yang sampai mengeluarkan air mata. Tanpa lelah ia berbicara di depan kelas memberikan suasana kelas yang sangat nyaman.Sosok yang benar-benar komunikatif dan sangat menujukkan bahwa beliau seorang dosen ilmu komunikasi.
Pada awal perkenalan, beliau tampak sangat tegas hingga membuat mahasiswa ciut.Tapi beberapa menit setelah nya, gunung es yang membentengi  rasa takut mahasiswa mendadak roboh karena guyonan nya yang seperti tiada obat untuk menahan untuk tidak tertawa.Beliau berbicara dengan  sangat berapi-api dari awal pertama perkenalan di depan kelas dan  strategi perkuliahan yang akan mahasiswa hadapi.Berjalan ke sekeliling ruangan kelas dan mendekati mahasiswa satu-persatu dengan kata-kata yang keluar dari pita suara yang tak kenal lelah bergetar, ia membangkitkan kembali semangat mahasiswa yang sempat lesuh menjadi mampu membentuk tawa berbentuk bulan purnama yang di tutupi separuh awan.
Bapak Haris Sumadiria merupakan dosen sekaligus ketua jurusan jurnalistik Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung.Sosok yang riwayat pendidikannya adalah Alumnus Jurusan Jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi (S1) dan Bidang Kajian Ilmu Komunikasi Program Pascasarjana (S2) Universitas Padjadjaran Bandung.Beliau merupakan akademisi yang memiliki intelektualitas yang tinggi.Hal itu sangat terlihat dari cara mengajarnya dan dari tulisan-tulisannya yang sangat komunikatif.Ya, beliau merupakan seorang penulis,kolumnis,novelis, sekaligus jurnalis.Selain itu, hal itu bisa terlihat dari beliau yang kerap menjadi pemateri dalam berbagai seminar,simposium,lokakarya, dan pelatihan bidang komunikasi,jurnalistik, dan kehumasan.Lalu , beliau merupakan anggota Tim Asesor BAN PT. Sebagai konsultan komunikasi, beliau juga aktif melakukan pendampingan masyarakat di Jawa dan Bali.
Bapak  Haris Sumadiria, beliau juga sosok yang sangat produktif hingga kini.Beliau merupakan penulis buku ilmu-ilmu sosial yang buku nya bertebaran dimana-mana.Tidak hanya di kampus UIN, tapi buku nya juga menjadi konsumsi para mahasiswa kampus  lain. “Oh anak UIN ya? Berarti kenal Pak Haris dong ? yang buku nya bertebaran dimana-mana” Ungkap mahasiswi universitas Padjadjaran saat terlibat obrolan santai sore itu.Selain itu, buku beliau menjadi rekomendasi di toko-toko buku.Terutama di pusat penjualan buku di Kota Bandung, yaitu Palasari.Biasanya ketika mencari buku-buku yang berhubungan dengan ilmu komunikasi, para pedagang selalu merekomendasikan buku beliau.Buku-buku tulisan beliau antara lain Jurnalistik Indonesia, menulis artikel dan tajuk rencana, sosiologi Komunikasi.Untuk sekarang, beliau sedang dalam proses penulisan buku barunya yaitu Filsafat Komunikasi.beliau berkata “aku sebagai seorang dosen,sebagai seorang akademisi , aku harus menulis demi mahasiswa-mahasiswa aku.Agar mahasiswa aku lebih pintar lewat buku-buku aku. Aku juga menghasilkan karya agar orang-orang tau aku sebagai dosen yang selalu produktif sampai usia segini ” ungkap Pak Haris saat sedang mengajar di kelas.Hal tersebut juga terlihat dari tulisan di buku karangan nya yang berjudul penulisan artikel dan tajuk rencana halaman 14, yang menganalogikan fatwa Descartes menjadi “Saya menulis maka saya ada.”

Selain sebagai pengajar, beliau juga sebagai pendidik.Beliau banyak sekali menceritakan kisah-kisah inspiratif yang membuat para mahasiswa nya kagum dan ingin menjadi seperti beliau.Pengalaman hidupnya saat masa-masa kuliah misalnya, dahulu beliau berkuliah dengan biaya sendiri.Beliau sering mengirim cerpen,resensi buku ke koran-koran dan dari situlah beliau mendapatkan biaya untuk kuliah.Di sini telihat bahwa beliau merupakan pekerja keras.Lalu, beliau selalu memberikan tugas dan langsung mengoreksi hasil tugas para mahasiswa sehingga para mahasiswa tau dimana letak kesalahan mereka dan  belajar dari kesalahan.

0 comments:

Post a Comment

jengggggggg