Rissa Indrasty

My Photo
Jakarta , Jakarta Selatan, Indonesia
seafairy | journalist | artist | musician | artworker | traveller

Diselingkuhi

 20/10/2024

Hai, sudah lama sekali ya aku tidak mengunjungi diriku sendiri.

Ketika aku buka ini, yang aku lakukan pertama kali yaitu memposting tulisan yang masuk ke dalam kolom draft, tulisan yang aku sudah tulis ketika aku masih muda, sempat kuposting, kemudian kusimpan didraft lagi. Aku masih muda dengan segala konflik2 menyebalkan itu.

Lalu aku melihat di tahun 2023 aku memposting hanya sekitar 2 atau 3 tulisan di tahun itu, namun tahun 2022 menghilang. Aku tidak menulis sama sekali.

Tahun 2022 adalah tahun yang penuh dengan kebahagiaan dan bergejolak konflik. Dilanjutkan tahun 2023 yang penuh dengan air mata.

Sebenarnya 2022 itu banyak kisah menarik yang bisa aku tuliskan, tapi ada sedikit rasa syukur moment itu tidak aku tuliskan. Ntah bagaimana menyakitkannya jika aku membaca ulang moment 2022 itu sekarang.

So, sedikit aku akan membukanya di sini.

2022 adalah moment aku bertemu dengan seorang lelaki. Secara visual, dia oke tapi bukan yang tertampan di antara yang lainnya. Dia tinggi, kulitnya bersih. Pertama kali kami bercincang melalui media sosial, ntah aku atau dia yang menemukan satu sama lain.

Seirock Ya Radio Dalam, pertama kali kami bertemu. Berbincang banyak hal, aku yang paling banyak bicara karena aku memang suka bicara. Kami sempat membahas tentang realitionship, sempat aku bilang bahwa aku di usiaku 27 tahun saat itu, aku menginginkan hubungan yang serius. Begitupula dengan dia, yang "katanya " memiliki visi misi serupa.

Tapi ya sudah, aku merasa itu pertamuan yang menyenangkan sekaligus biasanya saja. Tidak ada rasa menggebu-gebu padanya. Aku juga tidak terlalu antusias dan merespon  pesan-pesannya. Tapi dia selalu berusaha muncul. Hingga akhirnya kami sering berjalan bersama.

Tidak pernah terbersit bahwa 'dia orangnya,' karena ntah lah, aku tidak menyadari apapun yang aku rasakan. Aku tidak percaya aku bisa sangat mencintainya.... pada akhirnya.

Dia terus berusaha hadir, terus menuntut, dia juga terlihat lucu dan menggemaskan. Kadang aku sengaja mengerjainya, dengan mengatakan 'aku akan meninggalkannya,' dan wajah sedihnya sampai sekarang terus membekas diingatanku hingga sekarang, saat kami sudah tidak lagi bersama.

Hingga sampai pada hari itu, Ia ingin kami memiliki hubungan. Dia berjanji "akan menikahiku, jika aku sudah mulai menyayanginya." Dia bahkan membebaskanku untuk mencari lelaki lain sambil menunggu sampai aku bisa memiliki rasa sayang padanya. Ini hal yang begitu gila dalam pikiranku. Tapi saat itulah, aku mulai melihatnya.

Tapi sayangnya, perjalanan kami tidak semulus itu. Banyak pertengkaran yang terjadi, dia banyak mengekang dan menuduh. Aku yang saat itu sangat suka melakukan banyak hal, selalu terhambat. Tapi, aku adalah aku. Aku tidak menghiraukan dia, aku tetap melakukan apa yang aku suka. 

Saat itu aku ingin pergi konser, yang aku kira kita bisa pergi bersama. Kita sudah sering membahas konser itu. Tapi ternyata dia memilih pergi bersama teman-temannya. Sebenarnya diam-diam aku sangat sedih, tapi aku bukan orang yang mengekang kesenangan pasanganku. Jadi, yasudah gapapa dia pergi sama teman-temannya. Ya sudah, aku beli tiket konser itu sambil mencari teman yang bisa diajakin nonton konser. 

Vio, waktu itu rekan kerjaku, dia lelaki, aku dan dia udah kayak kakak dan adik. Ini mungkin sulit dipahami sebagian orang, tapi sejak kuliah aku telah menyadari bahwa aku tidak pernah menyukai temanku sendiri. Kayak "najiss aja gitu." Aku selalu menganggap teman lelakiku seperti perempuan, jadi jatuhnya seperti lesbi kalau aku punya perasaan.

Ya memang Vio yang saat itu respon cepat dan bisa diajakin nonton konser. Lagipula kalau aku nonton sendiri, aku bingung bagaimana pulangnya. Lokasi konsernya jauh, di Ancol. Pesan transportasi online juga bakal lama nunggunya, rame, sendirian. Keselamatanku lebih penting. Tapi sepertinya mantanku ini, kita sebut saja inisial R, dia tidak suka. Tapi di sisi lain, dia tidak memberikanku solusi sama sekali. Dia malah memintaku pulang sendiri saja. Aku tidak habis pikir dan emosiku memuncak, mengapa dia mengabaikan kondisi dan keselamatanku? Dia tidak ada menawarkan diri untuk menjagaku sama sekali. Hal yang terpenting baginya hanya ego dan perasaannya saja yang tersakiti karena aku pergi konser sama teman lelaki.

Aku tidak mau menyalahkan orang lain di sini, tapi saat itu tindakannya membuatku juga memilih egois. Aku tetap ingin menjalani hal yang aku suka. Aku berpikir, masa aku tidak bisa nonton konser karena dilarang sama dia? aku juga beli tiket konser pakai uangku sendiri loh.

Yasudah, aku mengabaikan perasaannya aku tetap pergi dan menikmati pengalamanku. Kami sempat bertemu bersama di area konser, tapi itupun ada sedikit konflik. Aku dan teman-temanku menunggunya, tapi dia tidak muncul2. Ah sudahlah. Lalu ada moment juga yang memang kondisiku terpaksa saat itu, yang memang menyakitinya. Tapi aku benar-benar terpaksa, tak ada niat dan tak ada sama sekali yang terjadi. kayak i swear to god, gue berani jaminn.

Setelah kejadian itu, dia bercerita dengan teman-temannya tentang buruknya diriku. Ia bercerita tentang aku pergi sama lelaki lain lah, atau apalah, aku tidak tau bagaimana cara dia bercerita pada teman-temannya versinya. Dia mungkin tidak bercerita dari sisi dan keadaanku saaat itu. Aku tidak tau seberapa besar rasa benci teman-temannya padaku mendengar akulah penjahat satu-satunya, pergi konser sama teman lelaki tanpa merkea tau kondisiku saat itu.

Aku juga pernah tak sengaja bertemu teman-temannya di kosan temannya, saat itu teman-temannya tampak tak melirikku sama sekali, tidak menyapa, dan si R ini juga tidak memperkenalkanku sama sekali. Aku sempat pamit pulang pada temannya, tapi direspon tak acuh.

Sejak itu pula, aku tidak pernah mau setiap si R mengajakku hang out sama teman-temannya. Buat apa? buat apa nongkrong bersama orang -orang yang jelas-jelas tidak menyukaiku sama sekali? Aku sudah dibuat jadi penjahat kok dari versi si R ini.

Kemudian, kami pernah ada omongan untuk ngetrip ke bali. Sebenarnya perbincadangan awal kita kenal itu, ya soal trip Labuan Bajo. Waktu itu kita sama-sama pernah ke Bajo, hingga akhirnya jadi banyak hal yang kita bagikan soal pendapat kita. 

Tapi saat itu, dia menolak untuk aku ajak trip ke bali padahal aku sudah ambil cuti. Padahal dia sendiri yang bilang, dia bisa cuti kapan saja, beda denganku yang ribet tiap pilih tanggal cuti. Ternyata, di tanggal yang aku pilih itu pun  dia tidak bisa, ada acara kantor katanya. Acaranya juga bukan yang gimana banget. 

Aku cukup kesal, karena aku sudah mengambil cutiku yang berharga. Akhirnya aku mengajak temanku yang lain lagi, dan yang memang bisa saat itu temanku, lelaki. Dia juga bro ku. Aku tau sih, kayak yang mungkin dia kesel, aku enak-enak liburan di bali dan sama laki2. Tapi dia mikir ga sih, aku juga ambil cuti buat pergi sama dia, eh ternyata dia ga bisa. Masa aku harus sia-siakan. Sedangkan di hari aku cuti itu, dia lagi kegiatan kantornya, ga akan bisa kita quality time sama-sama.

Sejak itu, dia selalu menyalahkanku soal hal itu. "Ke Bali sama cowo." Hey Bro, gue kalo selingkuh, juga milih orang lah. Gue bakal cari yang lebih ganteng, yang lebih tinggi, lebih oke, sedangkan teman trip gue ini..... AH ELAAH, kan lo sendiri udah liat fotonya, nalar lu nyampe ga kalo gue ga bakal lah selingkuh sama dia? Dia hanya sebatas teman trip gue.

FUN FACT NYA:

Ujungnya kami putus, katanya "dia pengen sendiri dulu."

Faktanya parah sekali.

Bayangin, tiap minggu ada aja berantemnya karena rekan kerjaku pada cowok-cowok. Sedangkan dia framing dirinya dia adalah cowok polos, baik, ga pernah ngapa-ngapain, ga pernah main cewek. Ternyata kenyataannya bikin gue kaget gila. Main cewenya banyak, pakai framingnya sama ke cewe cewe lain, R si cowo polos, baik hati, tak pernah ngapa-ngapain. Pokoknya dia pakai mode cowo baik ini ke semua  cewek cewek yang dia deketin. Im so sorry kalau gue bilang gini, tapi emang ini kenyatanan pahit yang tidak bisa disangkal.

Waktu gue ke Bali, dia ternyata diem-diem rencana mau nyamperin cewek lain ke Yogya. dengan dalil, "kan kamu pergi trip sama cowo, makanya aku mau nyamperin dia." Cuih. kalau udah niat selingkuh, jangan salahin orang dong. Emang lu niat aja. kalo lu ga niat selingkuh, ga mungkin lu ada pikiran itu sesakit-sakit hatinya lu sama gue. dan lagi, udah berapa lama ya lu chatan seru sama cewe itu, sampe kepikiran mau nyamperin. Udah mah cewenya pacar orang.

Tapi dia ga jadi nyamperin cewek itu, katanya karena udah keduluan sama cowok lain yang sekarang jadi pacarnya cewek itu. Lucu ya, pacarnya ajak ke luar kota dia ga bisa, Eh tiba-tiba mau nyamperin cewe lain ke luar kota dibela-belain. Sakit ga ?

Lucunya, ketika si R ini ngetrip ke Bali sama teman-teman cowoknya. Eh diam-diem ketemuan di belakang gue di Bali sama cewe Yogya ini. Ya namanya bangkai, mau ditutup juga bakal ketahuan juga. Pulang dari Bali juga gue ga sengaja nemu screenshoot DM dari cewe lainnya (teman kantornya) lagi yang ngomong "sayang." Gue biasa aja karena dia bilang itu cuma becandaan sama teman.

Tiap hari minta izin mulu nganterin si cewe teman kantornya ini pulang. Tapi nge pap dulu, sama teman cewe kantornya yang ditebengin ini mampir ke sushi hiro. Gue yang kayak percaya omongan dia yang katanya "CUMA TEMAN", ya biasa aja dia bergaul sama teman perempuan. Tapi ternyata, Enaknya selingkuh, apalagi seolah gue izinin ya. Sedangkan gue yang ga selingkuh sama sekali dituduh dan dicecar terus. 

Gue ngerasa bodoh juga sih, nemenin lu versi lu masih kayak sampah masyarakat. Pesen makanan di restoran ga berani, ga mikir jangka panjang, maksa lu buat ikut makan bareng di kantor pusat kuningan biar lu di mention boss, selama ini lu ngeluh ke gue kalau lu ga dianggap sama tim lu, lu selalu diletakin kerja di Cikarang sedangkan tim lu di Kuningan. Akhirnya lu di mention sama bos lu dan dipindahkan ke kantor pusat Kuningan setelah gue paksa makan bareng itu. Ternyata, itu semua malah buka jalan buat lu selingkuh sama temen kantor lu dan akhirnya nikahin dia. Rasanya kalo waktu bisa diulang, gue bakal bodo amat pas lu ngeluh soal kerjaan lu dan gue tetap abaikan lu pas lu minta balikan, mungkin sekarang lu masih membusuk di kantor cabang Cikarang itu.

Di ending sebelum perpisahan, tak lupa lu manfaatin gue abis-abisan abis kita makan Gyukaku. Padahal lu tau kalau lu bakal pilih cewek itu. Lu selalu cerita teman kantor lu yang cewe2 nyebelin, suka korea semua, lu ngerasa mereka berisik, eh terus dinikahin juga hahaha. Kirain lu nikahin cewe lantai berapa itu, yang lu suka liatin karena pakai baju transparan. Sakit banget.

Di ending lu kelihatan benciiii bangeettt sama gue. Gue ga paham, gue selalu berupaya jadi yang lu mau. Tapi kebenciian dari asumsi lu yang menumpuk itu selalu menang, kapan sih gue selingkuh dari lu? maana pernah hati gue kemana mana, lu bentak-bentak gue tiap saat di depan umum kayak lu ngebentak anak kecil, gue malu banget orang-orang pada ngeliatin, ada ga abis itu gue nyerah? nggak kan? Sampai lu tak memperlakukan gue sebagai manusia. 

Inget ga sih? waktu gue putusin lu pertama kali karena lu ngebentak gue di depan umum gara2 nanya ke pelayan cara pesan makanan? Lu bilang "aku kaget ternyata kamu diam aja (setelah dibentak)". Gue emang galak, tapi masa iya gue bentak-bentak lu? otak lu ga jalan ya selama sama gue, cuma baik ke orang lain, jahatnya ke gue doang. Suara lu yang kenceng itu aja buat gue tertohok banget. Pulang dari itu gue nangis-nangis sambil putusin lu, walau gue rasanya ga sanggup kalau ga ada lu, gue bakal gimana.

Lalu besoknya lu benar-benar dari Cikarang nyamperin gue untuk minta maaf, lalu ngajak gue makan di resto yang jarak bangkunya deketan. Disitu lu ngomong dengan nada tinggi kalau lu gamau pisah, bla bla bla. Gue sampai tidak tau harus gimana karena semua orang melihat ke arah kita  akibat suara lu yang volume 100% itu. Sampai lu sendiri bilang "tadi suara aku kenceng ga ya?" MENURUT LO? BEGO!

Disitu kita balikan lagi, gue takut kalo ga bales pesan lu, lu bakal datang lagi jauh2 dari cikarang. Gue gamau lu sakit kalo tiap hari datang jauh setelah seharian capek kerja. Makasih ya, lu udah jauh-jauh. Perlahan, perasaan gue ke elu makin besar. Meski kita sering berantem, lu selalu mendebat apapun yang gue bahas, meski hal itu ga perlu. Padahal lu cukup dengerin dan memberikan jawaban yang tidak menyulut perdebatan. Gue herannya perkara personil keluar dari band aja, "Kamga Tangga," lu bisa mendebat gue sebegitunya. Gue sampe berkali kali bilang, kok kita ga pernah cocok ya kalau ngobrol?

Tapi anehnya, kita selalu berantem di telefon. Tapi kalau ngobrol secara langsung, kita baik-baik aja.

Kecuali di moment waktu kita putus pertama kali ya, itu lo berubah parah. Gajelas. dichat baik-baik aja, tapi pas ketemu gue langsung jutek parah. Alasannya "AKU CAPEK." Emang ada ya? manusia yang ga capek di dunia ini? Jelek banget lah sifat lu itu, lu memperlakukan gue kayak bukan manusa. Begitupula setelah kita balikan kedua kali, lu memperlakukan gue jauh lebih parah dari pada yang pertama. Mungkin karena lu udah punya back up cewe yogya yang diam2 lu temui di Bali dan cewe kantor yang masuk dalam radar dan budget lu itu ya, makanya ngebuang gue juga gapapa. Setiap hari tiada hari tanpa lu menyakiti gue. Gue bingung setiap hari, salah gue apa, tapi lu tidak pernah bahas. Ternyata, lu punya masalah sama selingkuh2 an lu itu ya, lampiasinnya ke gue.


ELU BRENGSEK.

Gue gatau sih, gue itu sayang banget sama lu. Benar-benar lu lelaki yang gue pernah ada bayangan bakal menikahi lu suatu saat nanti. Tapi di satu sisi, gue pengen Tuhan membalas lu dengan separah-parahnya. Gue selalu berharap lu merasakan yang lebih parah, seperti tenggelam dan nafas lu terasa sesak saking lu ngerasa sakitnya tidak bisa menghirup udara. Itu doa-doa yang sempat gue sematkan ketika gue memikirkan kebrengsekan lu. Tapi terbersit juga, gue pun ga tega memikirkan lu menderita. Benar-benar sesayang itu gue sama lu. Air mata gue ga pernah abis kalau udah ngebahas lu. 

Udah ah, capek ngetiknya, gitu deh. Jadi gitu kisah gue di tahun 2022, tadinya isinya mau bahagia, tapi males nulis kebahagiaan karena udah semu semua, udah dikotori sama kejamnya manusia. Jadi sebenarnya ini sekaligus kisah 2023 yang penuh dengan air mata. Makasih ya diriku, next time gue cerita hal lainnya ya. Gue mau coba sering-sering mampir kesini.



18/02/17

Sungguh membosankan,

Entah berapa tingginya derajat celcius siang ini, hawa panas menyeruak di balik baju yang berwarna tidak menyerap panas, hitam. Sangat gerah rasanya di dalam kamar persegi panjang yg tidak terlalu besar ini,  tanpa jendela karena Kamar ini berada di ruang tengah, kiri dan kanan nya adalah ruangan lain, tiada akses untuk mencari celah udara dari dari alam luar. Jika ingin secuil udara, harus membuka pintu kamar, lalu masuklah udara yang didapat dari ruangan lain yang memiliki pintu akses keluar rumah.

di ruangan ini sekarang  terhampar 4 manusia termasuk diriku, yg kian waktu kian bertambah manusianya. Ada yg sekedar masuk lalu beberapa menit keluar, ada pula yg menetap diam.
Sebenrnya kamar ini di isi oleh 3 orang , tp krna demam korea yg lumrah disebut drakor melanda, jadilah kamar ini ramai..
Aku membaca kata demi kata sebuah novel karangan ninit yunita berjudul test pack. Setiap lembaran berisi keluhan seorang wanita yg sangat menginginkan anak. Selalu di ulas dan di ulas di tiap lembarannya, tapi cukup bnyak kalimat indah dan peaan tersirat yg baik di novel ini, selain iyu bnyak isrilah yg memberikan informasi trbaru.. kita tidak hanya di hibur tp juga di edukasi. Tapi lama lama aku jengah, dari awal hingga halaman 61, isinya tata mengeluh ingin mempunyai anak. Alur nya agak terlalu datar hingga halaman 61..
Aku pun tidak fokus lagi membaca, bosan, aku pun mulai mencoba tidur, begitu lelah tadi malam begadang menonton film horor sendirian berjudul oija blabla evil.. 
Tapi entah mengapa aku tidk bisa tdur, tdk fokus, di tambah suara2 dari luar yg bgitu berisik, terlebih lagi kamar ini amat pengap..
Aku melihat tito yg sudah mandi dia beranjak akan pergi, buru2 aku meminta memory camera ku yg sblm nya ia pinjam. Dia bertanya mengapa aku meminta memory ku, aku mau kmana, 'jujur aku hanya kepikiran ketika barang2 ku di pinjam oleh orang lain, trutama yg cukup menguras duit anak kosan jika ada sesuatu yg terjadi pada benda itu. Tapi tidak juga, bahkan jika penjepit jemuran dan cermin kecil ku di pinjem org aku ingin mereka segera mengembalikan.' Aku sudah cukup kapok untuk mempercayakan barang2 milik ku ke orang. Karena tidak sedikit orang yang merasa empati dan simpati jika terjadi sesuatu terhadap barang yg mereka pinjam..
Contoh nya saja kemarin, di kamarku, ada yg meletakkan laptop, lalu ada gelas yg jatuh, dan ternyta tutup gelas minumn itu bolong dan membasahi laptop yg entah milik siapa itu. Tiba2 satu orang mengagetkanku dan berkata :
Satu : eh ini laptop siapa ? Ya ampun ini ada air tumpah basah semua
Aku : hah ? *aku langsung kaget
Satu : *mengangkat laptop dn memerengkannya hingga air di atas laptop berjatuhan di atas karpet.
Aku : eh ini laptop punya siapa? *memperhtika dengan tatapan terpana, buset*,
Satu : gatau 
Satu : yaudah deh aku pinjem laptop deh , pinjem laptop kamu aja..
Aku : sok ...*silahkan..
Satu : *buru2 mengambil laptopku, dan mencampakkan semua yg ada di atas laptopku, disana terdapat buku, 3 flashdisk, 1 earphone di campakkan begitu saja dari ataas laptop..
Aku : *menatap barang2 yg di campakkan itu.
Satu : sorry2 ya, *mungkin dia membaca wajahku. Kebetulan satu adalah anak psikologi, dia sangat peka.
Lalu si satu pun pergi buru2 membawa laptopku dan meninggalkan laptop yg basah kuyup. Wat ?
Gue pun mempersiapkan kata2 untuk mengumumkan laptop yg basah kuyup ini, cukup sulit , krna aku tidak pandai dalam merangkai kata langsung lewat lisan..
Aku : eh kalian, gini, tadi satu masuk kamar, trus itu , jadi ada gelas jatoh, dan tutup gelas itu bolong. Trus kena laptop. Kira2 itu laptop siapa ya ? 
Dua : laptop abdi *laptop saya* buru2 menuju kamar di ikuti yg lain.
Dua pun langsung mengambil laptop nya yg masih basah, dan lampu power pada laptop tersebut nyala mati nyala mati, mungkin efek dari laptop tersebut habis batrey... di situ semua orang langsung menghindar dari kesalahan ,
Tiga : "abdi dari tadi jarang ke kmar, sering nya diluar kamar"
Empat : "aku tdi sring di luar jrang di kamar.
Ya terus? Yang slalu di kamar adlah org yg jadi tersangka, malah krna kerjaan bolak balik kali jadi lebih leluasa menyenggol sesuatu. Lagipula secra logika aku tidak berda dekat dengan gelas dan laptop ku berada tepat di damping laptop yg basah. Tp aku sedang tdk melihat laptop ku, aku sedang baca novel. Kalo udh begini rasanya pemilik kamar dan orang sepnjang hari ada di kamar adalah org yg turut bertanggung jawab walau tidak tidak tahu apa2.. tai..
Lagian aku bingung aja, kenapa sih merekaa suka letakin smua barang2 nya di kamar kita (aku, dan 2 reman lainnya??) bukan suka letakin aja sih, tapi juga suka minjem.. handphonelah, laptoplah,almamater, baju, smua diletkin di kamarkita. Padahal gue pinjemin terminal di kamar 1 nya, tapi tetap aja dmua di kamar kita. Dan gue bingung nya sampe casan juga minjem, kenapa sih? Ga masuk akal banget mereka kesini untuk netap dalam sebulan tapi ga bawa casan sama sekali. Ya iyu , kalau barang banyak tangan yang pakai, ketika rudak , smua langsung menghindar kaya menghindari tai ayam di jalanan.
Kembali ke laptop, aku pun turut menemaninya mengeringkan laptop, lalu dia menjemur laptopnya di matahari, aku hanya menyuruh nya rdk menghidupkan laptop nya hingga kering, tapi dia membawa laptotnya ke matahari.. aku pun mengikuti saja, dia seperti mau nangis krna laptop nya basah kuyup, aku pun coba menenangkan, aku jg bingung, kenapa aku ikutan gaenak, apakah efek perkataan "abdi ge dari tadi di luar terus jarang ke kamar", *dalam hati gue: tapi lu dari tadi mondar mandir kamar ngambil barang2 kampret ..
Lalu setelah itu, dia tak sabar untuk mencoba menghidupkan laptopnya krna merasa laptop nya sudah agak panas terkena matahari.. aku melarang krn , itu laptop habis batre dan otomatis harus dicolokin, ops, tidak bisa bgitu dong, nnti kalo korslet seluruh rumah krna laptop nya yg masih berair dibagian dalam mesinnya harus bagaimana?
Akhirnya dia menunggu laptip nya bermalam, dan di masukin dalam beras, entah lah , aku tidak mengerti..
Lalu si dua berbicara , 
Dua : tadi laptop aku di pinjem sama si satu terakhirnya. Aku kan gatau aju tadi baru puang dari kota..
Aku : "tapi si satu tau kalo ini laptop kamu?" *menanyakan pertanyaa. Paling tolol sedunia*
Dua : ya taulah, kan dia yg pinjem.
Dalam hati gue : "hah? Tadi pas gue tanya si satu, "eh itu laptop siapa? " dan di menjawab "gatau" , bahkan gue nanya sampe berulang kali sma dia*tp ga gue cantumin pada dialog diatas* , tapi dia tetap menjawab "gatau" , gue hanya berkata dalm hati, kebrengsekan macam apa ini ??
Lalu stelah kejadian laptop aku naik kelantai atas untuk mengecek jemuran, gue makin bete lagi, jemuran gue di pindah2in terus ke area yg basah, gilak, jemuran gue 3 hari ga kering2 kalo gini terus, anjrit..trus parahnya lagi jemuran gue nempel sama daleman2 jmuran2 lain, yg nempel banget gtu, sampe jemuran gue iktan basah kaya baru beres di cuci, lalu, ini belum berakhir, itu daleman2 perempuan bau ketekk.. hoeks, gue langsung pindahin jmuran gue dan bilang "BAUK!" , gue emang sring ngomong sndiri kdang, dan bodo amat ni jemuran di depan kamar jndela ksmsr cowo yg lagi kebuka,gue masuk kemar ngomel2 , sambil ngomong 'anjir' berulng kali, di depan pintu kamar gue ada anak2 lain yg yg lagi ngbrol2, biarin biar nyadar, kesel gue. Kelakuan kaya kampret..
Selanjutnya, gue pun krna kejadian laptop basah gue langsung luntang lantung cariin laptop gue yg sebelum nya di pinjam si satu, dan itu laptop udh pindh tangan sama tmn cowo lain di teras.. itu laptop gue jagain sampe beres di pake. Gue masih nyantai di teras walau lptop sudah beres di pake, yg lain udh kedalam gue sndirian di luar. Gue emang kaya zombie disini, lbig sring sndirian, krn gue jarang nyambung ngbrol ramai2.. tiba2 dari dalam si satu nongol , "hai" katanay, gue menatap nya dengan tatapan maut banget, gue hanya mengangkat alis menyambut hai nya dan balik melihat hape..
Aku melihat jelas sekilas, dia tampak terhenyak, dia masih terdiam di posisi menatapku, lamaa cukup lama, kaya patung, lalu dia kembali kedalam..
Lalu, gue langsung matiin itu laptop dan beres2 kamar .. tapi tiba2 si satu dtang mau pinjam lptop untuk print, ih gilak, ini artinya laptop gue akan di bawa ke suatu tempat dan entah apa yg di lakukan pada laptop gue , entah itu di perkosa atau di cabuli *eh garing*, gue pun langsung mencari alasan , laptop aku panas baru di matiin, dan temen sekamar gue yg biasanya kita curhat bsreng dan lagi sama2 kesel.krna kjadian laptop ikut cari alasan juga krna laptop nya mau di pinjam jg.. stelah si satu pergi, entah mengapa kita langsung ktawa licik yg paling berhasil banget gitu. ngakak nya sampe lama.. hahaahahahahagaagagagagagaga , sampe gue nulis ini aja senyum2 sndiri..
Begitula hari kejadian laptop...
Balik lagi ke hari ini , hari ini masih dengan bahasan2 laptopers.. 
Dua : risa , ternyata laptop basah tuh gaboleh di letakin langsung di matahari, ntar bisa meledak
Aku : oh, aku kan ga ada suruh letkin di matahari, aku suruh keringin Aja, diemin
Dua : siapa sih kmrn yg blg matahari, teh lela ya ?
Aku : iya. *aduh , sialnya gue bilang iya secara reflex , padahal sbnrnya masih ambigu, krna emang tiba2nya dia sndiri yg beranjak ke depan mengeringkan laptop nya. Gue berasa kaya menghakimi org femgn 1 kata padahl gue gtau apa2*
Aku : *jelsin lagi kronologis scara jelas, krna rasanya org yg dikamar spertinya saasaran paling empuk..
Dia : "bisa aja kesenggol koper ini..
Aku : "aku gatauk. ,pkoknya aku gatau itu air udh tumpah aja.."*intinya dia kaya pengen tetap menyatakan bahwa kemungkinan bisa jadi oknumnya aku, tapi aku bodoamat. lagian buat senggol kopersevesar ini butuh kekuatan yg amat ekstra keleus. Masih mending ya gue lgsg ngasih tau itu air tumpah, coba gue gaperduli gtu aja gmna coba ?
Aku : "ya pkoknya gini, kenapa taruh barang2 disini sih?. Ntar ada apa2 yg punya kamar ikut2 an. Gausah taruh barang2 lagi deh disini *gue ngomong agak keras*
Dua : iya, aku ga nyalahin sih , ini jg yg pakai terakhir kan si satu blablabla *mulai agak takut aura mukanya*
Temen sekamar: "iya teh, tapi kuta yg punya kamar kan jadi gaenak gtu teh kalo ada apa2.."
Aku : "iya kita nya tug gaenak, ntar kalo ada apa2 kita nya juga yg ngerasa gmna2.. " , 
ya lo pkir lah pakai logika? kita yg punya kamar, kita otomatis mondar mandir di kamar, atau menetap dan istirahat di kamar, yg scara tifak langsung kalau trjadi pada barang2 elektronik fikamar org yg pertama kali di tanya adlah pemilik kamar.. kesel gue rsanya. Lagian gue slh ya terlalu perduli sama laptop lu, gue jadi kaya yg ikut bertanggung jawab sma laptop lu. Yg laib malah masa bodoh, bahkan yg pinjam dan terlantarin laptop lu juga masa bodoh.. jadi initinya disini, jika ada org kena musibah sebaiknya menjauh dan hindari..
Cerita diatas seperti ny melanglang buana hingga menceritkan kisah 2 hari, kembali ke cerita hari ini..
Aku memutuskan untuk membaca novel test pack di teras karna panas , gerah dan tidak bisa tdur..
Aku membawa tango vanila untuk cemilan, tiba2 salah satu cowo keluar dan berbasa basi, lagi apa, aku mnjawab, ngemil.. aku tidak akrab sama anak2 cowok di kelompok ini, paling aku agak sring ngbrol sama tito, itu juga krna ada kepentingan2.. lalu aku melihat si cowo ini berjlan kepinggir jlan sambil membawa sebungkus mie sedap.. aku berkata dalam hati : "ini orang mau ngapain?" , dia berdiri dipinggir jalan seperti mau nyebrang, beberapa menit kmudian dia balik lagi..
Aku pun iseng bertanya : kamu ngapain?
Dia : pgen makan, lapar
Aku : sedih~
Lalu dia mssuk kedalam rumah, tapi kemudian dia keluar lagi..
Dia keluar tapi kemudian jalan menuju jalan raya, dia masih melakukan hal tadi, tapi skrg sambil jalan sedikit lalu melihat lagi ke arah datang nya mobil, aku pura2 baca novel sambil melihatnya , aku ketawa2 sndiri, menutupi muka ku dengan novel, karna sesekali dia lihat ke arah belakang, sumpah itu orang ngapain sih??? Tuhan? Wkwkwkwkwkwkwwk
Dan yg terjadi selanjutnya, dia balik lagi kerumah stelah berdiam dan berjalan sdikit2 di pinggir jalan.. aduh dia knapa sih ?????? Masih ga paham. Lucunya dia bengong2 di pinggir jalan sambil bawa sebungkus mie sedap warna ijoooooo... wkwkwkwkwkkw
Pada akhirnya dia pun mndapat pbcwrahan, tmn2 lain pulang bawa jajanan, dan dia di beri ptunjuk tmpatjajan murah tersebut. Dia pun pulang membawa jajanan dan memenuhi hasrat laparnya..


Karena orang memiliki pikiran, sehingga iya bebas mengira - ngira bagaimana orang lain.

Mereka bebas memikirkan kau orang yang seperti apa, kau orang yang bagaimana, mereka kerap langsung memberi mu label.

Aku pun juga tidak memungkiri, aku juga kerap memberi penilaian terhadap orang lain, dari gerak gerik, dari ekspresi, dari cara dia berbicara dan hal lainnya.

Tapi aku juga tidak menutup diri untuk mengenalinya lebih jauh, karena tidak semua yang aku pikirkan benar adanya. karena semua anggapan itu juga tercipta dari pikiran ku sendiri, pikiran yang aku andai-andai sendiri.

Orang lain terhadapku pun juga begitu, mereka memberi ku "label" dalam pikiran mereka, dengan mereka yang menciptakan karakter diriku di dalam pikiran mereka tanpa melihat sisi baik, karena mereka lebih percayaa dengan pikiran yang mereka ciptakan sendiri tanpa mengenaliku lebih jauh.

Aku menerima pertemanan, aku menerima, aku menghargai, bahkan jika kau adalah anak nakal,  Tapi aku hanya mendengar dan mencoba memahami jalan yang kau pilih. Aku tidak menganggap kau anak yang buruk, walau harus aku akui perbuatan mu itu adalah buruk. Tapi aku juga tahu, kau pun juga tahu, semua orang juga tahu, kita sudah besar, kita sudah bisa sama-sama bisa berpikir, mana yang baik, mana yang tidak. Aku hanya memahami jika itu jalan yang kau pilih.

Kenapa aku harus  ingatkan kau ? tidak perlu,  karena kalian sendiri sudah tau. Tidak mungkin kalian lupa yang mana perbuatan baik, mana yang tidak.

Im flexible, aku terbuka, aku tidak akan membenci jalan apapun yang kalian pilih. Aku tidak menjauhi, tidak sekonyong-konyong mencaci. Aku tetap seperti biasa, tidak pula aku harus melakukan apa yang kalian lakukan, aku tau tidak ada yang berani untuk memintaku, karena kalian juga tahu aku menghargai pilihan kalian, begitupun kalian yang menghargai pilihanku.

Kenapa masih mau berteman ? karena aku tau kalian orang baik, punya sisi baik, tidak seperti pikiran orang-orang yang mebangun label kebencian terhadap kalian.

Karena aku tidak membatasi itu, sebagian orang pun juga tidak bisa menahan diri untuk memberi ku label karena aku berada disekitar kalian.

"Hey kau, kau pasti mau rokok nya !" ucap lelaki  itu kepadaku sambil tertawa. 

Aku hanya diam dan tersenyum.

Kalau kata seseorang, "gini ya, lu tuh keliatan kaya anak liar. jadi apapun yang lu lakuin orang yang ga kenal melihatnya negatif, walau lu terlihat sebaik apapun. Beda dengan gue, gue itu tampilannya kaya gini, senakal apapun gue tetap aja orang melihat gue adalah anak baik."

Oke, this is not fair. 

Sekarang aku hanya membiarkan orang berpikir apapun aku tak perduli, yang tahu diriku hanya orang yang mengenalku dengan baik. Selain itu, i don't care. untuk apa aku berusaha meyakinkan orang yang tentu saja lebih percaya dengan pikiran yang diciptakannya sendiri?