Rissa Indrasty

My Photo
Jakarta , Jakarta Selatan, Indonesia
seafairy | journalist | artist | musician | artworker | traveller

Pengen Cerita fenomena Hari Itu, Tapi Menyadari Semua CAT CALLING

 16/11/2024

Aku berangkat kerja dengan muka diterkuk, memakai kemeja kotak-kotak jadul berwarna merah hitam. Kakiku kiri dan kananku berlomba-lomba mana yang lebih cepat melangkah. Sedikit keram mereka, di tambah matahari yang cukup terik.

Wajahku semakin ditekuk saja ketika melihat abang warung nasi padang yang buru-buru melangkah keluar ketika melihatku. Dalam hatiku, "JANGAN SAPA GUE, JANGAN SAPA GUE."

Dan dia pun menyapa, "SEMANGAT YA!"

Tau nggak, semangat aku yang saat itu udah 40% semakin turun menjadi 10%.

Kemarin itu dia pas lagi bakar ayam tiba-tiba menyapa, "Kerja ya teh?"

Aku sontak kaget, "hah? iya."

Aku sudah lama menyadari dia atau siapa yang sering disitu sering melihatku tiap pergi kerja, tapi aku abaikan aja seiolah-olah tidak ada orang disitu. Alasannya, karena aku tidak suka. udah.


Lalu di kantor bla bla bla bosen bosen bosen anjir.

Pulanglah naik angkot. Kosanku dengan kantorku itu deket, tapi emang aku gamau jalan kaki aja udah. gamau keringetan titik, ga pake koma.


Tiba-tiba masuklah seorang lelaki ke angkot, yang aku suka nikmati itu adalah wanginya. Di jam pulang kerja ini, ketika sedang kumuh-kumuhnya yang bahkan warna lipstik juga sudah ilang, dia hadir menyegarkan isi angkot.

Lalu setelah itu pikiranku beralih ke abang angkot sambil menahan senyum akibat lelaki wangi ini. Si Om angkot lagi flexing abis ke temen sebelahnya.

Om angkot: "Nggak ada yang bisa, yang lain minum 3 gelas udah ga kuat. Terus tau nggak siapa yang bisa habisin satu botol?"

Selanjutnya dia menepuk dadanya bangga, tersenyum, tanpa berkata-kata. Hanya gesturnya yang memberikan jawaban.

Om Angkot: "preman-preman blok m lewattt! cuma saya yang kuat minum sampai satu botol" sambil memukul lagi dadanya yang kalau ibarat kata udah meronta-ronta itu jantungnya mau keluar saking dibusungkannya itu dada.

Di kesempatan angkot lainnya.

Om angnkot lain: "Neng masuk duduk ke dalam neng", aku selalu duduk deket pintu karena aku tuh singkat banget, 2 menit juga udah hengkang turun dari angkot. Deket banget coy jaraknya. 

Lalu ada mbak-mbak yang ngebela aku, karena dia kita sering seangkot bareng.

Mbak2: "Dia mah deket turunnya"

Om angkot: "Ya Neng nya mancung banget, takutnya pas noleh saya kecium"

Gue: "HEH!"

Om angkot: hahaha *tertawa terbahak-bahak.

Sungguh manusia-manusia tidak jelas. Kadang orang-orang nggak jelas, terutama yang cat calling, rasanya pengen gue hajar sih!

Pernah waktu itu, ada orang-orang kuli deket kantor, tiap aku dan teman-teman lewat, selalu komentar "Cantik-cantik banget," "cewek".

Sampai akhirnya pas aku cerita, mulutnya berisik banget manggilin "cewek! cewek! cewek!"

Aku naik pitam tak terhingga rasanya.

Aku: "APASIHHHH???!"

salah satu orang itu: "Ini kak mau kenalan katanya."

Aku: "BERISIK LO!!!"

Seketika 2 temanku speechless melihatku melawan mereka. Lalu setelahnya...

Teman: "Kak Rissa, sumpah gue takut ngeliat lu"

Aku : "ya emang anjing aja sih orang-orang kaya gitu."

Ga habis pikir, begitu tuh buat apasih? Ya walau itu orang ya emang kampungan dan terlihat seperti kasta pendidikannya rendah, tapi manner kayak gitu tuh dari mana sumbernya.

Emangnya dengan kayak gitu, cewek-cewek bakal kayak terpesona luluh dan mau gitu ya sama mereka? MIMPI. Terus kayak happy banget liat muka cewek yang marah dan ketakutan, ntah fetish macam apa itu, bikin merinding banget. Mentalnya kayaknya terganggu, masalah hidupnya kayaknya lebih besar dari dunia ini di tambah planet-planet lainnya.

Sudah ah, jadi kesel ujung-ujungnya. Byeee hhahahaha

Jadi Rissa Enak Ya!

 15/11/2024


Hari ini aku membuat keributan kecil karena kehidupan terlalu membosankan. 

Aku menggoda rekan kerjaku sampai dia tersipu malu tak terhingga. Hati dan perasaannya terombang-ambing saat kukatakan bahwa ada anak lantai 2 yang menyukainya. Dan aku, sukses ketawa ngakak bersama teman-teman lainnya di sorehari menjelang pulang. 

Aku tau, aku dan yang lainnya betul-betul lelah bergumul dengan kebosanan ini. Aku merasa semua orang terlihat banyak masalah, pikiran mereka gaduh. Aku gaduh dengan perasaan bosanku yang tidak berprogress ini, sementara mereka gaduh dengan masalah hidup mereka masing-masing,

Lalu lanjur kami makan bakso, karena produserku bilang ingin makan bersama. Itu hal yang sudah lama tidak kita lakukan, dulu cukup sering, awal-awal menjadi anak baru di kantor. Lambat laun kebiasaan itu hilang bersama kesibukan kita masing-masing. Semua terasa melelahkan sehingga kita lebih mengungguli merebahkan diri di kasur, badan terasa jauh melegakan.

Usai kita makan bakso, produserku sambil mem-puk-puk pahaku mengatakan...

produser: "Hidup yang gue pengen itu jadi Rissa..."

gue: "Hah? kenapa gue"

produser: "Ya ga perlu ketemu orang-orang rese itu..."

Seketika semua terulang dipikiranku, ntah orang ke berapa yang berpikir begini, "hidup lu enak terus ya," "hidup lu enak banget ya," "beruntung banget sih lu."

Bahkan, ibuku sendiri selalu bilang, "Eh Rissa, bisa ya semua apa yang kau mau itu pasti diwujudkan sama Allah." "Tuh lihat, apa yang kau mau dari kapan itu loh yang terjadi."

Nostalgia lagi aku ketika itu, aku bilang pada mama, "Ma, rissa ga akan mau apply2 kerja di tempat lain, pokoknya mau disitu aja udah."

Mama: "jangan gitu, ga akan bisa kalau nggak ada orang dalam," itulah kalimat yang selalu saja diulang-ulang ibuku setelah aku lulus dari bangku kuliah.

Ntah kenapa kenyataannya bumi selalu berkontra dengan perkataan ibuku, 2 hari kemudian, aku diterima di perusahaan itu. Perusahaan aku berkelana pengalaman selama 5 tahun, Kompas Gramedia.

Ntah mengapa, dari dulu aku sama dan ibuku itu selalu punya hal berbeda, kita lebih sering saling kontra. Ntah itulah hubungan ibu dan anak perempuannya, atau memang... ntah lah.

Bahkan, aku sering bertanya pendapat ibuku tentang suatu pilihan. Setelah aku mendapat jawaban ibuku, apakah aku akan memilih pilihan yang dikemukakan ibuku? OH, TENTU TIDAK PEMIRSA. Biasanya aku memilih pilihan yang tidak dipilih ibuku, ntah mengapa itulah pilihan yang paling tepat. HAHAHAHHA

Aku sering bilang, Rissa itu selalu pilih yang nggak dipilih sama Mama, tapi kenapa ya selalu benar? ucapku sambil tertawa.

Tapi ada beberapa case, intuisiku mengikuti pilihan ibuku, ketika Ia menjelaskan hal-hal yang bisa masuk ke dalam pikiranku, yang sebenarnya hal itu cenderung sudah aku pilih sejak awal, jadi aku lebih mudah memutuskan untuk 'Oh iya benar juga kata mama, oke pilih yang mama pilih.'

Udah ya segitu aja, mau move ke tulisan lainnya. Tapi pada dasarnya, aku pernah merasakan sedih, menangis, dan terpuruk. Cuma kalian aja nggak pernah lihat. Cerita sedihku sering disambut komedi, karena ntah lah, dari intro aja biasanya kalian udah ketawa kalau aku crita sedih. Jadinya aku ketawa juga. Sebenarnya itu aku pas sendirian sedih loh hahahahaa

Yaudah byeee.. Aku move ke tulisan berikutnya.